Pandemi, Penjualan Sepeda di Salatiga Melonjak

Sejumlah pedagang sepeda di Salatiga kebanjiran pembeli selama masa pandemi Covid-19 atau virus corona, menyusul meningkatnya tren bersepeda atau gowes.

Pandemi, Penjualan Sepeda di Salatiga Melonjak Sejumlah pembeli tengah memilih sepeda di pasar sepeda Pasaraya Salatiga, Selasa (9/6/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SALATIGA — Mandeknya sejumlah aktivitas perkantoran dan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 banyak dimanfaatkan warga untuk menjalankan hobi bersepeda atau gowes. Kondisi ini pun membuat pasaran sepeda di sejumlah daerah melonjak tajam. Tak terkecuali di Salatiga, Jawa Tengah (Jateng).

Pantauan Semarangpos.com, Pasaraya Salatiga yang menjadi pusat jual beli sepeda di Salatiga tampak ramai, Selasa (9/6/2020).

Thole, begitu pelayan toko sepeda di pasar tersebut disapa, terlihat sibuk melayani belasan pembeli. Ia mengaku semenjak pandemi Covid-19 tokonya memang ramai dikunjungi pembeli.

“Dulu, sebelum Covid-19 sehari bisa jual 5 unit saja sudah bersyukur. Sekarang lebih. Bahkan, pernah sehari kami menjual 30 unit sepeda,” ujar pelayan di toko Putra Karya itu saat berbincang dengan Semarangpos.com, Selasa siang.

Thole mengaku dari sekian banyak sepeda yang dijual, paling laku adalah sepeda jenis mountain bike atau MTB dan seli, atau sepeda lipat.

“Kalau di sini yang dijual yang murah-murah. Buatan China. Harganya Rp600.000-Rp3 jutaan. Tapi, kalau MTB harganya mulai Rp2 juta-Rp6 juta,” ujarnya.

Thole mengatakan naiknya penjualan sepeda tak terlepas dari banyaknya aktivitas perkantoran dan kegiatan belajar di sekolah yang berhenti lantaran pandemi Covid-19. Banyak perkantoran yang meminta karyawan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Sedangkan, kegiatan belajar di sekolah diganti menjadi kegiatan belajar secara daring.

Alhasil, banyak warga yang menghabiskan waktu luang dengan bersepeda. Kondisi ini pun menjadi berkah bagi para pedagang sepeda.

“Lha daripada di rumah terus kan bosan. Akhirnya, pada bersepeda. Ada yang beli baru, ada juga yang memilih tukar tambah,” jelasnya.

Senada juga disampaikan pedagang sepeda lainnya di Pasaraya Salatiga, Nani. Pandemi Covid-19 justru membuat omzetnya meningkat tajam.

“Ada 50% kenaikannya. 10 orang lebih bisa [membeli] dalam sehari,” aku Nani.

Protokol kesehatan

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Salatiga, Yuliyanto, membenarkan jika saat ini telah terjadi kenaikan tren olahraga bersepeda atau gowes di tengah masyarakat saat situasi pandemi.

Ia pun menilai kegiatan bersepeda sangat positif, karena mampu menjaga kebugaran. Kendati demikian, Yuliyanto meminta warga tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan saat menyalurkan hobi bersepeda.

“Bersepeda boleh saja. Tapi, tetap harus memperhatikan protokol kesehatan pencegahan virus corona. Bersepeda ya harus tetap menggunakan masker, menerapkan jaga jarak, sering cuci tangan, dan jangan berkerumun. Terutama, saat berhenti istirahat,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Salatiga itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.