Pria Tinggal di Bekas Kandang Sapi Dapat Bantuan dari Pemkot Salatiga
Potret kemiskinan di Salatiga salah satunya adalah Sugiman yang hidup bersama keluarganya di gubuk bekas kandang sapi yang terletak di tengah kebun.
Semarangpos.com, SALATIGA — Pemerintah Kota atau Pemkot Salatiga bergerak cepat dalam penanganan bantuan sosial bagi warga kurang mampu atau hidup dalam kemiskinan dan terdampak pandemi Covid-19. Salah sa)tunya adalah Sugiman, 57, warga RT 001/RW 005, Gedongan, Kecamatan Tingkir, yang sehari-hari tinggal bersama keluarganya di bekas kandang sapi.
Ironisnya, meski tinggal di gubuk berukuran 6×3 meter semipermanen, pria yang akrab disapa Giman tak mendapat bantuan dari pemerintah. Termasuk, saat masa pandemi Covid-19.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto, pun sudah mengetahui informasi tentang nasib Giman itu. Ia pun langsung menugaskan Dinas Sosial Kota Salatiga untuk melakukan pengecekan.
“Pokoknya tidak boleh ada warga yang tidak mendapat bantuan, apalagi memiliki KTP Salatiga. Segera ditindaklanjuti,” ujar Yuliyanto, Selasa (9/6/2020).
Sementara Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Salatiga, Rochadi, mengatakan penyaluran bantuan dari pemerintah selama ini disalurkan ke warga melalui perangkat daerah.
Ia menyampaikan penyaluran bantuan diusulkan oleh RT, RW, dan diteruskan ke kelurahan dengan diketahui kecamatan.
“Mekanismenya seperti itu, tapi jangan sampai ada yang terlewat. Kita sisir lagi untuk yang berhak menerima bantuan,” ungkapnya.
Rochadi mengatakan petugas Dinsos Salatiga sudah mendatangi tempat tinggal Sugiman bersama pemangku wilayah setempat. Selain memberikan bantuan, Dinsos juga melakukan pendampingan untuk proses administrasi kependudukan Sugiman.
“Tadi kita menyerahkan bantuan temporer. Kalau untuk yang bantuan rutin, harus memiliki administrasi kependudukan,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Salatiga Rochadi, Rabu (10/6/2020) di ruang kerjanya.
Tak terdaftar
Menurutnya, Sugiman tidak terdaftar sebagai penerima bantuan karena sempat pindah tempat tinggal. “Jadi memang ada miss terkait tempat tinggal ini. Saat Sugiman ini kembali ke Gendongan dan menempati di lahan perkebunan yang ada bekas kandang sapi tersebut. Tidak melapor ke pemangku wilayah, jadi tidak didaftarkan,” terang Rochadi.
Giman tinggal di tengah kebun kayu sengon, bersama istrinya, Ika Yuliana, 32, dan tiga anaknya. Anak tertua berusia 12 tahun, tujuh tahun, dan yang terkecil, lima tahun.
Sugiman mengatakan, tempat tinggalnya saat ini adalah bekas kandang sapi milik Sukiman. Sebelumnya, dia tinggal di RT 008/RW 003 Gendongan. Namun karena ada permasalahan keluarga, rumahnya dijual hingga dia pindah ke daerah Noborejo. Tak lama kemudian, dia kembali ke Gendongan dan menempati bekas kandang sapi yang berada di lahan Sukirman, di RT 001/RW 005 Gedongan.
Sugiman mengaku tak memiliki pekerjaan tetap. Ia hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Terkadang ia mendapat upah dari memetik kelapa, upahnya dua butir kelapa per pohon.
Tapi sudah satu bulan ini dirinya menganggur. Pandemi Covid-19 membuat dirinya tak banyak mendapat order.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Unik! Peringati Maulid Nabi Muhammad Warga Madiun Bagikan Uang
- Legend! Berdiri Sejak 1980, Warung Mbok Yem di Puncak Lawu Jadi Solusi Para Pendaki
- Bule Ini Jajal Lumpia Semarang, Responsnya di Luar Dugaan
- Ada Ritual Khusus untuk Temukan Sumber Gas Baru Api Abadi Mrapen
- Konon Santri Tidak Mau Salat Bakal Jadi Monyet di Masjid Ini
- Unik! Pria Semarang Ini Jualan Bakso Pakai Jas Lengkap dengan Dasi
- Air Banjir di Pekalongan Berwarna Merah, Ini Sebabnya…
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.