Puncak Musim Penghujan di Jateng Selatan Dasarian Pertama Maret 2020
BMKG memprakirakan dasarian atau 10 hari pertama bulan Maret sebagai puncak musim penghujan 2020 di Jawa Tengah bagian selatan.
Semarangpos.com, CILACAP — Dasarian atau 10 hari pertama bulan Maret diprakirakan sebagai puncak musim penghujan 2020 di Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah. Prakiraan itu diungkapkan analis cuaca BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan, Selasa (3/3/2020).
“Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, curah hujan pada dasarian pertama bulan Maret di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah diprakirakan masuk kategori tinggi, yakni berkisar 151-200 milimeter,” katanya di Cilacap, Jawa Tegah, Selasa.
Sementara pada dasarian kedua bulan Maret, kata dia, terjadi penurunan curah hujan di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah. Kisarannya pada 51 mm-150 mm atau masuk kategori menengah.
Warganet Keluhkan Layanan Buruk BRT Trans Semarang
Menurut dia, curah hujan pada dasarian ketiga bulan Maret diprakirakan sedikit mengalami peningkatan. Meski demikian curah hujan masih masuk kategori menengah, berkisar 76 mm-150 mm.
“Curah hujan pada dasarian pertama bulan April menurun namun masih masuk kategori menengah, yakni berkisar 51 mm-100 mm. Jadi, awal bulan Maret ini memang puncak musim penghujan, sehingga banyak potensi hujan lebat,” katanya.
Sudah Puncak Penghujan
Diakuinya wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah sebenarnya sudah memasuki puncak musim penghujan pada akhir bulan Februari 2020. Tetapi potensi hujan lebat diprakirakan akan lebih banyak terjadi pada awal bulan Maret.
Sumur Bor di Grobogan Semburkan Lumpur 30 M
Menurut dia, potensi terjadinya peningkatan curah hujan tersebut juga dipicu oleh daerah pertemuan angin di atas wilayah Jawa maupun di Samudera Hindia selatan Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Timur.
“Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut seiring dengan datangnya puncak musim hujan,” katanya.
Terkait dengan kondisi cuaca di wilayah perairan, Rendi mengatakan berdasarkan model prakiraan tinggi gelombang Stasiun Meterologi Tunggul Wulung, tinggi gelombang diprakirakan berkisar 2,5 m-4 m atau masuk kategori tinggi pada tanggal 3-4 Maret. Wilayah dalam prakiraan itu meliputi perairan selatan Jabar, Jateng, dan DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY
Sara Wijayanto Ketemu Arwah Kelaparan di Solo
Bahkan, kata dia, tinggi gelombang pada tanggal 4-5 Maret diprakirakan mencapai 4-6 meter dan masuk sangat tinggi. Menurut dia, gelombang tinggi tersebut terjadi karena peningkatan kecepatan angin di wilayah laut.
Selain itu, banyak daerah pusat tekanan rendah di belahan bumi selatan terutama di Samudra Hindia selatan Jawa, Samudra Hindia barat Sumatra, dan Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara.
“Daerah pusat tekanan rendah itu memicu angin kencang di atas permukaan laut sehingga berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang. Sementara untuk intensitas hujan di wilayah perairan diprakirakan sedang hingga lebat,” demikian Rendi Krisnawan.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- BMKG: Waspadai Potensi Rob di Sejumlah Wilayah Pada 8-10 Desember
- BMKG Siap Luncurkan Informasi Gempa Melalui HT
- Salatiga Diguncang Gempa Berkekuatan M 3,0
- BMKG Jateng Keluarkan Peringatan Dini Banjir Pesisir, Ini Daerah Terdampak…
- Musim Kemarau di Jateng Tiba Bulan Mei, Waspadai Kekeringan!
- Puncak Musim Hujan di Jateng Diperkirakan Hingga Awal Maret
- Hujan Deras, 6 Ruas Jalan di Jateng Ini Rawan Longsor
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.