Wali Kota Semarang Mulai Pertimbangkan PSBB

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, atau yang karib disapa Hendi mulai mempertimbangkan pemberlakuan PSBB jika warganya tak kunjung disiplin.

Wali Kota Semarang Mulai Pertimbangkan PSBB Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat melakukan kesiapan new normal di Java Mall Semarang, Jawa Tengah. (Youtube—hendrarprihadi)

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang saat ini memang masih menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Namun, opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga mulai menjadi pertimbangan Semarang guna menekan penularan virus corona atau Covid-19.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengaku PSBB bisa menjadi alternatif seandainya masyarakat belum juga mematuhi protokol kesehatan selama penerapan PKM.

Protokol kesehatan itu antara lain menjaga jarak, tidak membuat kerumunan, mengenakan masker, hingga membuka warung, restoran, atau kafe hingga tengah malam.

Jika kegiatan itu masih dijalankan selama masa PKM yang diperpanjang 8-21 Juni, bukan tak mungkin PSBB akan menjadi pilihan.

“Inikan [PKM] jalan tengah. Makanya, jangan ditawar lagi, diikuti, jangan dilanggar perwal-nya [peraturan wali kota]. Kalau masih ada tawar menawar lagi, maka PSBB saja. Biar jelas, mana hitam dan mana putih,” tegas wali kota yang akrab disapa Hendi itu di Restauran 5th Avenue, Kota Semarang, Sabtu (6/6/2020).

Hendi mengaku sebenarnya ada beberapa kelompok masyarakat yang meminta untuk menerapkan PSBB. Meski demikian, ada juga kelompok lain yang meminta agar Pemkot Semarang tidak menerapkan PSBB.

“Ada dua kelompok besar yang bilang PSBB saja. Tapi, ada juga yang bilang jangan PSBB, supaya bisa tetap berkegiatan ekonomi agar bisa makan. Makanya, jalan tengah ini yang kita ambil. Jadi harus diikuti,” ujarnya.

Selama PKM, aktivitas perekonomian di Kota Semarang tetap berjalan. Pasar rakyat, toko modern, warung makan, hingga restoran tetap diizinkan beroperasi, meski dibatasi hingga pukul 21.00 WIB.

Tes masif

Pada PKM jilid tiga ini, Hendi juga membuat sederet kelonggaran. Jika pada PKM sebelumnya, pihaknya tidak mengizinkan tempat ibadah menggelar kegiatan, kali ini diizinkan meski dengan syarat menerapkan sejumlah protokol kesehatan dan pembatasan jemaah.

Sementara itu disinggung tren kasus positif Covid-19 di Kota Semarang yang melonjak dalam beberapa hari terakhir, Hendi mengaku hal itu dikarenakan tes, rapid maupun swab yang digelar secara masif tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Dengan tes itu jadi ketahuan di mana penularannya, juga ditemukan klaster baru. Strategi ini akan kita terapkan juga di PKM jilid 3 nanti,” imbuhnya.

Sementara itu, hingga Minggu (7/6/2020) ada 200 pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di Kota Semarang. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 292 orang, dan meninggal dunia 52 orang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.