Aneh!!! Dirumahkan Gegara Covid-19, Taruna PIP Semarang Tetap Disuruh Bayar Makan & Laundry
PIP Semarang masih menerapkan pembayaran laundry dan makan bagi para siswa atau taruna di tengah masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Semarangpos.com, SEMARANG – Sejumlah orang tua taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang geram. Mereka mengaku jengkel dengan kebijakan kampus tersebut yang masih menerapkan pungutan biaya penatu dan makam kepada tarunanya di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Padahal sudah sejak 24 Maret 2020, para taruna yang tinggal di asrama sudah dipulangkan. Kebijakan itu guna mencegah persebaran virus corona di kalangan taruna PIP Semarang.
Tak hanya dipulangkan, kegiatan kampus yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu juga sudah diganti secara daring sejak 24 Maret-19 April, dan diperpanjang hingga 30 April.
“Sejak adanya kebijakan kegiatan belajar secara online itu, semua taruna yang tinggal di asrama dipulangkan. Tapi, anehnya kenapa iuran untuk laundry dan makan tetap ada. Padahal kan sudah tidak ada yang tinggal di asrama, jadi iuran untuk apa? Ini yang kami sesalkan,” ujar salah satu orang tua taruna PIP Semarang yang enggan disebutkan namanya kepada Semarangpos.com, Senin (20/4/2020).
Orang tua taruna PIP Semarang mengatakan beban iuran untuk mengganti biaya cuci pakaian dan makan itu besarnya mencapai Rp1.624.000. Biasanya biaya sebesar itu dibayarkan para taruna setiap bulannya.
“Kalau kondisi normal enggak apa-apa. Toh, anak-anak kami juga tinggal di asrama, jadi makan dan cucian ditanggung pihak kampus. Nah, kondisi seperti saat ini kan enggak ada yang tinggal di sana. Kita jadi tanda tanya, uang itu untuk apa,” imbuhnya.
Sumber Semarangpos.com itu mengatakan total ada sekitar 1.000 taruna Angkatan 55 dan 56 yang selama ini tinggal di asrama. Dengan jumlah sebanyak itu, praktis PIP Semarang akan mendapat dana mencapai Rp1,6 miliar dari pembayaran uang laundry dan makan di bulan April ini.
Beli disinfektan
“Dari pihak kampus bilangnya dananya nanti dialokasikan untuk penanganan Covid-19, seperti membeli disinfektan, cek kesehatan, dan bina lingkungan warga terdampak. Tapi, kan harusnya biayanya enggak sebesar itu dan tidak perlu dibebankan ke taruna,” imbuhnya.
Senada juga diungkapkan orang tua taruna PIP Semarang yang lain. Ia menilai seharusnya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, pihak kampus Semarang bisa memberikan kebijakan yang meringankan tarunanya.
“Harusnya, PIP Semarang lebih bijak. Kan tidak semua wali taruna itu mampu. Ada juga yang terdampak karena Covid-19, kehilangan pekerjaan maupun gajinya dibayar separuh. Apalagi yang seperti saya cuma pekerja harian lepas,” keluhnya.
Para orang tua ini mengaku tidak ada yang berani mengadu secara langsung ke pihak PIP Semarang. Mereka khawatir keluhan akan berimbas kepada perlakuan anaknya di lingkungan kampus.
Sementara itu, salah seorang staf PIP Semarang yang enggan disebutkan namanya membenarkan jika masih menerapkan iuran untuk laundy dan makan bagi taruna yang tinggal di asrama. Kendati, kampusnya sudah meniadakan kegiatan perkuliahan secara fisik sudah ditiadakan sejak 24 Maret lalu.
“Silakan jika orang tua taruna ada keluhan, bisa langsung mengadu ke kampus,” ujarnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Awas! Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Semarang
- Sadis, Sejoli di Semarang Bunuh Bayi Di Dalam Toilet
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- Tragis! Main Hujan-hujanan, Balita Semarang Hanyut di Saluran Air
- Kena Razia karena Jadi Manusia Silver, Pensiunan Polisi Ini Terima Bantuan Kapolda Jateng
- Prihatin! Terciduk Satpol PP Kota Semarang, Manusia Silver Ini Ternyata Pensiunan Polri
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.