Api Abadi Mrapen Padam, Api Bonagung Sragen Tunjukkan Tanda Abadi

Api abadi muncul di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen di saat publik dihebohkan dengan padamnya api abadi di Mrapen.

Api Abadi Mrapen Padam, Api Bonagung Sragen Tunjukkan Tanda Abadi Nyala api di Bonagung Sragen yang menunjukkan tanda-tanda keabadian. (Semarangpos.com-Moh Khodiq Duhri)

Semarangpos.com, SRAGEN — Ketika api abadi Mrapen di Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) secara mengejutkan padam, api di di Dukuh Banyurip, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen justru menunjukkan tanda-tanda keabadian.

Sejak ditemukan kali pertama pada 18 Agustus 2019 lalu, hingga kini nyala api di Desa Bonagung, Kabupaten Sragen itu masih konstan. Meski sudah berusia lebih dari satu tahun, tidak ada tanda-tanda api itu padam.

Pantauan Semarangpos.com di lokasi, Minggu (4/10/2020), kobaran api terlihat jelas dari cerobong besi yang dibuat oleh warga sekitar. Bagian atas cerobong besi itu terdapat sebuah rantang yang dipakai untuk melindungi api dari tiupan angin.

Misterius! Api Abadi Mrapen di Grobogan Tiba-Tiba Padam

Cerobong tempat keluar api itu berada dalam sebuah gubuk mungil berukuran 1,5 x 1,5 meter. Gubuk yang dibangun dengan fondasi beton itu bertujuan melindungi api dari guyuran air hujan. Kerangka gubuk itu terbuat dari batang kayu dan bambu yang dipotong ala kadarnya.

Dinding gubuk itu berupa triplek bekas dan anyaman bambu. Sementara bagian atap berupa seng bergelombang. Gubuk itu dibangun warga Dukuh Banyurip, Desa Kalikobok, yang berbatasan langsung dengan Desa Bonagung.

“Dulu, nyala api memang sempat padam karena permukaan tanah dipenuhi genangan air hujan. Tapi, setelah itu api nyala kembali. Sampai sekarang, api ini terus menyala tanpa mati,” ujar Sarwoko, warga Dukuh Sendangwuni, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, saat ditemui Semarangpos.com di lokasi.

Semburan api di Desa Bonagung, Kabupaten Sragen itu muncul dari permukaan tanah milik warga bernama Rebo. Kemunculan api tersebut sempat menghebohkan warga Sragen dan sekitarnya.

Wisata Dadakan

Pada saat itu, keberadaan semburan api itu sempat menjadi daya tarik pengunjung. Karang taruna Dukuh Banyurip, Desa Kalikobok, kemudian berinisiatif menata lokasi ditemukannya semburan api tersebut.

Gelar Dangdutan, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Negatif Covid-19

Selain membuka jalan setapak menuju lokasi, mereka juga membuat gubuk untuk melindungi api di Desa Bonagung itu dari paparan hujan.

Banyaknya pengunjung yang datang membuat warga sekitar mendirikan warung tidak jauh dari lokasi. Para pedagang kaki lima (PKL) pun berdatangan untuk menjajakkan aneka makanan dan minuman.

Namun, seiring berjalannya waktu, pengunjung objek wisata dadakan api Bonagung Sragen pun menurun. Belum adanya dukungan dana dari desa maupun dari pemerintah daerah membuat objek wisata belum dikelola dengan baik oleh warga.

Padahal, dari hasil kotak infak yang dipasang di lokasi, warga bisa mengumpulkan uang untuk merenovasi Musala Al Ikhlas.

“Saat api Mrapen padam, api di sini justru menunjukkan keabadiannya. Bila dikelola dengan baik dan didukung oleh anggaran dari dana desa, api ini punya potensi yang sama dengan Mrapen. Tentunya itu tergantung kebijakan dari desa dan Pemkab Sragen,” papar Sarwoko.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.