Demi Bisa Belajar Online, Bocah Grobogan Jadi Kuli Bangunan

Smartphone atau pesawat telepon pintar kini jadi peranti vital untuk belajar online atau dalam jaringan (daring), tak terkecuali Kabupaten Grobogan.

Demi Bisa Belajar Online, Bocah Grobogan Jadi Kuli Bangunan Catur Feriyanto siswa MTS YA Robi Grobogan bekerja sebagai kuli bangunan demi membeli handphone untuk belajar online. (Semarangpos.com-Istimewa)

Semarangpos.com, PURWODADI — Smartphone atau pesawat telepon pintar kini jadi peranti vital untuk belajar online atau dalam jaringan (daring). Demi bisa belajar online itu, seorang siswa Kelas VII MTS di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah memilih menjadi kuli bangunan demi membeli smartphone.

Karena kondisi perekonomian orang tuanya yang tidak memungkinkan itulah Catur Feriyanto, siswa MTS YA Robi, Grobogan, Jateng terpaksa bekerja menjadi kuli bangunan demi bisa membeli handphone. Bocah asal Desa Karangrejo, Kecamatan Grobogan itu bekerja keras agar bisa membeli smartphone.

Di saat pandemi Covid-19 sekarang, proses belajar mengajar di sekolahnya memangf harus dilakukan secara online. Padahal, kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan dirinya memiliki telepon pintar untuk belajar secara daring.

Mengenal Batik Kumudawati, Khas Istana Mangkunegaran

Akibat tak memiliki telepon pintar, Catur sering terlambat mengumpulkan tugas sekolah. Karena dia baru bisa menggerjakan tugas sekolah setelah dipinjami handphone (HP) kakaknya seusai pulang kerja.

Seperti kuli bangunan lain, Catur kebagian tugas membuat adukan semen dan pasir, serta mengangkat genting. Dia bekerja jadi kuli bangunan kepada  Marno yang kebetulan sedang membangun rumah. “Tidak apa-apa [kerja jadi kuli bangunan] agar bisa beli HP buat belajar,” ujarnya kepada awak media sambil menghapus keringatnya, Sabtu (8/8/2020) sore.

Catur Feriyanto siswa Kelas VII MTS YA Robi Grobogan bekerja sebagai kuli bangunan demi membiayai belajar online. (Semarangpos.com-Istimewa)
Catur Feriyanto siswa Kelas VII MTS YA Robi Grobogan bekerja sebagai kuli bangunan demi membiayai belajar online. (Semarangpos.com-Istimewa)

Di Bawah Umur

Marno, yang punya proyek mengaku tidak ingin mempekerjakan Catur mengingat masih di bawah umur. Namun karena semangat bocah tersebut membuatnya mengizinkan Catur bekerja.

Hanya saja, Marno tidak memaksakan pekerjaan berat buat Catur. Ini mengingat usianya yang masih di bawah umur. “Katanya tidak punya HP buat belajar online, jadi saya izinkan. Hanya saja tidak haru kerja keras. Cuma ngaduk dan mengangkat genting. Sehari saya kasih Rp50.000,” ujar Marno.

Urban Legend di Semarang, 9 Tempat Ini Dipercaya Angker

Kini Catur boleh senang dan tenang untuk belajar secara online. Mulai Senin (10/8/2020), Catur juga tidak perlu lagi bekerja sebagai kuli agar bisa punya HP. Karena ada seorang pejabat Pemkab Grobogan yang membelikannya HP dengan kuota interntenya.

Kepala Dinas Pendidikan Amin Hidayat diminta Bupati Grobogan Sri Sumarni dan Sekda Moh Sumarsono untuk menemui Catur. Ini setelah viarl adanya siswa MTS bekerja sebagai kuli demi bisa beli HP untuk belajar daring.

Dia mendatangi tempat Catur bekerja dan mengajaknya membeli smartphone lengkap dengan kuota internet.  “Harapannya tidak bekerja yang melampaui sebagai kapasitas sebagai seorang anak. Jadi dia tidak akan bekerja lagi sebagai kuli namun fokus belajar,” jelas Amin Hidayat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.