Di Salatiga, Masyarakat Bisa Proaktif Lapor Kemiskinan

Wakil Wali Kota Salatiga, Muh. Haris, mendorong masyarakat Salatiga proaktif melaporkan kemiskinan di lingkungan masing-masing sesuai perda.

Di Salatiga, Masyarakat Bisa Proaktif Lapor Kemiskinan Wakil Walikota Salatiga Muh, Haris. (Semarangpos.com-Nadia Lutfiana Mawarni)

Semarangpos.com, SALATIGA — Masyarakat Salatiga didorong proaktif melaporkan kemiskinan di lingkungan masing-masing. Seluruh institusi di kota itu bahkan diharapkan terlibat aktif dalam percepatan penanggulangan kemiskinan tersebut.

Wakil Wali Kota Salatiga, Muh. Haris, berharap sikap proaktif warga itu bisa membantu menekan angka kemiskinan di Salatiga. Diakuinya, hingga akhir 2019, angka kemiskinan di Salatiga hanya 4,76%. Angka itu bahkan jauh lebih kecil daripada persentase kemiskinan di Jawa Tengah yang mencapai 13%.

Sedangkan tahun 2022, kemiskinan di Salatiga ditarget hanya sekitar 3%. Namun, bukan berarti angka kemiskinan bisa dibanggakan karena tetap harus ditekan.

Pengendara Motor Tewas Terseret Truk di Simpang Hanoman Semarang

Keaktifan masyarakat yang diharapkannya itu, menurut dia juga sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pada Perda No. 5/2013 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Dalam Pasal 7 perda itu tercantum pula pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku usaha bertanggung jawab dalam percepatan penanggulangan kemiskinan daerah.

“Jika melihat di lingkungannya ada keluarga yang pantas mendapat bantuan dari Pemerintah tapi belum mendapat, segera laporkan ke pemerintah atau langsung sampaikan ke saya,” ujar Haris, Jumat (13/3/2020).

Haris yang juga ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan Kota (TKPK) Salatiga menambahkan dengan pendekatan yang optimal diharapkan angka kemiskinan di Salatiga bisa segera turun. Pemkot memiliki tiga pendekatan yang dilakukan untuk pengentasan kemiskinan, yaitu fokus, bersama-sama dan berkesinambungan.

Ditolak di Surabaya, Kapal Pesiar MV Colombus Bersandar di Semarang

Di samping itu, harus ditanamkan sikap pada masyarakat untuk malu menjadi miskin. Bukan malah sebaliknya, mereka terus-terusan berharap pada bantuan.

Berusaha Mandiri

Seorang warga Salatiga, Suroto, mengatakan sebagai masyarakat kelas ekonomi bawah, dirinya berusaha mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Saat ini dirinya bekerja sebagai buruh bangunan.

Alumni Unnes Menggugat Kirim Karangan Bunga demi Kritik Rektor Fathur Rokhman

Meski begitu, dirinya juga tidak menolak jika ada bantuan yang dialamatkan kepadanya. “Yang penting tetap bekerja, kalau didata sebagai penerima bantuan yang terima saja,” kata dia ketika ditemui di Kompleks Lapangan Pancasila, Jumat.

Saat ini, Suroto harus menghidupi keluarganya yang terdiri dari istri dan dua anak. Kedua putranya masih duduk di bangku sekolah. Sementara sang istri membantu dengan dengan berjualan di pasar. Beberapa kali Suroto menerima bantuan baik berbentuk uang maupun sembako.

Dalam sebulan penghasilan rata-rata Suroto ada pada kisaran Rp1 juta. Jumlah itu diakuinya mepet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.