DPRD Optimistis Jateng Kondusif di Pilkada 2020

Ketua Komisi A DPRD Jateng, M. Soleh, optimistis Jateng menjadi wilayah yang paling kondusif selama Pilkada serentak 2020.

DPRD Optimistis Jateng Kondusif di Pilkada 2020 Ketua Komisi A DPRD Jateng, M. Soleh (kedua dari kanan), saat menghadiri acara prime topic di Hotel Gets, Kota Semarang, Senin (2/3/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG DPRD Jawa Tengah (Jateng) optimistis Jateng tetap akan menjadi daerah yang kondusif dalam pelaksanaan Pilkada 2020.

Meski pun Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang baru saja diluncurkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menyebut salah satu kabupaten di Jateng, Kendal menjadi daerah paling rawan kedua di Pulau Jawa.

Ketua Komisi A DPRD Jateng, M. Soleh, menyebut ada beberapa hal yang membuat tingkat kerawanan Pilkada 2020 di Jateng rendah. Salah satunya karena potensi munculnya pasangan calon (paslon) tunggal di beberapa daerah yang menggelar pilkada.

“Secara logika, semakin sedikit calon, semakin sedikit pula kerawanannya. Tapi, kita tetap harus mengawal,” ujar Soleh saat menghadiri dialog interaktif bertajuk Mengawal Pilkada di Hotel Gets, Kota Semarang, Senin (2/3/2020).

Selain itu, menurut Soleh, Jateng sudah berpengalaman dalam menangkal isu hoaks maupun suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang kerap terjadi pada masa pemilu.

“Kita belajar dari pemilu sebelumnya. Hoaks dan isu SARA ada, tapi di Jateng enggak sampai menimbulkan  reaksi berkepanjangan. Masyarakat di Jateng sudah cukup dewasa,” tutur anggota DPRD Jateng dari Partai Golkar itu.

Soleh mengatakan dibanding isu SARA dan hoaks, pihaknya justru lebih khawatir dengan adanya politisasi birokrasi berupa mobilisasi aparatur sipil negara (ASN) pada Pilkada 2020. Hal itu menyusul banyaknya calon petahana atau incumbent yang kembali maju pada kontestasi Pilkada 2020.

“Justru yang mengkhawatirkan adanya politisasi birokrasi berupa mobilisasi ASN untuk memilih kandidat tertentu,” kata Soleh.

Soleh menambahkan sebenarnya pemerintah sudah memiliki aturan yang tegas terkait netralitas ASN. Meski demikian, celah kecurangan itu tetap ada.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof. Budi Setyono, menyebut empat komponen penting dalam masyarakat yang membuat kontestasi politik bisa berjalan kondusif.

“Empat komponen itu yakni pengawas, penyelenggara, pemilih, dan kontestan. Keempat komponen ini di Jateng sudah memiliki pola pikir yang dewasa,” tuturnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.