Gubernur Jateng: Waspada, Perut Merapi Bengkak!

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meingatkan bakal datangnya bencana alam berdasarkan tanda-tanda alam yang sudah mulai terlihat di Gunung Merapi.

Gubernur Jateng: Waspada, Perut Merapi Bengkak! Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memberi keterangan kepada wartawan saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Merapi Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu (8/7/2020). (Solopos-Bayu Jatmiko Adi)

Semarangpos.com, BOYOLALI – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan peringatan bakal datangnya bencana alam berdasarkan tanda-tanda alam yang sudah mulai terlihat. Dikatakannya bahwa perut Gunung Merapi sedang bengkak.

Gunung Merapi menggembung lantaran ada pergerakan di dalamnya. Atas kenyataan itu, Ganjar Pranowo pun mengimbau warga di kawasan Merapi selalu waspada dengan potensi bencana alam.

Seruan kewaspadaan tersebut ia sampaikan saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Merapi Jrakah, Rabu (8/7/2020). “Intinya Merapi perutnya sedang membengkak. Artinya ada gerakan di dalamnya, kemungkinan dari magmanya. Maka posisinya masyarakat tetap waspada. Tetap bekerja tapi tidak boleh di dalam radius 3 km dari puncak Merapi. Itu sudah diketahui perangkat desa dan sukarelawan setempat,” kata dia kepada wartawan.

Sega Berkat, Makanan Khas Jateng Laris Manis di Jakarta

Kondisi Gunung Merapi dikabarkan menggembung atau bengkak dalam beberapa hari terakhir. Oleh sebab itu masyarakat di wilayah Soloraya diminta waspada dengan potensi bencana alam yang diakibatkan aktivitas Gunung Merapi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan kondisi Gunung Merapi hingga Rabu (8/7/2020) siang, masih waspada.

“Memang ada penggembungan tubuhnya tapi kecepatan penggembungannya masih kecil. Penggembungan terjadi pascaerupsi 21 Juni lalu. Jadi sejak 22 juni sampai sekarang,” kata dia kepada wartawan di Pos Pengamatan Gunung Api Merapi Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu.

Tak Sembarangan, Hanya Mereka Yang Boleh Pakai Batik Kawung  

Dia menyebutkan Gunung Merapi bengkak atau menggembung sekitar 0,5 sentimeter per harinya. Kecepatan penggembungan masih tergolong rendah dibandingkan pada 2010 lalu yang mencapai 130 sentimeter dalam sebulan.

Tumbuh Kubah Lava

Menurutnya dari indikasi yang ada, Gunung Merapi akan kembali mengalami erupsi atau akan tumbuh kubah lava. Dia juga menyampaikan sebelum 21 Juni lalu sudah ada gempa vulkanik yang terjadi baik yang sifatnya dangkal maupun dalam.

“Memang sejak 2018 aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti, aktivitas terus ada. Jadi status masih waspada, artinya aktivitasnya di atas normal. Namun belum membahayakan penduduk di lereng Merapi asal di dalam radius 3 km dari puncak tidak boleh ada aktivitas warga,” lanjut dia.

Kangen Purwokerto? Tempe Mendoan Mas Epung Bisa Jadi Obatnya…  

Saat ini pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali sedang mempersiapkan jalur evakuasi untuk warga yang berada di lereng Merapi.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan persiapan dan sosialisasi kepada warga telah dilakukan sejak tiga bulan lalu. “Persiapan sudah kami lakukan sejak Merapi mengalami erupsi tiga kali berturut-turut kemarin [akhir Maret sampai awal April] ,” kata dia kepada wartawan, Rabu (9/7/2020).

Dia menambahkan saat ini desa-desa di lereng Merapi telah memiliki tujuan pengungsian. Jadi, jika sewaktu-waktu Gunung Merapi yang menggembung meletus, warga dengan cepat dievakuasi ke tempat tersebut.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.