Tak Sembarangan, Hanya Mereka Yang Boleh Pakai Batik Kawung

Batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai kebudayaan asli Indonesia, termasuk motif batik kawung yang rahasianya tak diketahui banyak orang.

Tak Sembarangan, Hanya Mereka Yang Boleh Pakai Batik Kawung Ilustrasi motif batik kawung. (Freepik.com)

Semarangpos.com, SOLO Batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai kebudayaan asli Indonesia. Terdapat beragam motif batik di Indonesia, mulai dari tradisional hingga kontemporer. Salah satu motif batik yang banyak diketahui adalah kawung.

Kawung merupakan salah satu motif batik tradisional yang sudah ada di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan di masa lalu. Motif ini diilhami oleh pohon aren yang buahnya berbentuk bulat lonjong berwarna putih jernih.

Kawung memiliki banyak arti filosofis. Beberapa di antaranya melambangkan gotong royong, kerukunan hingga kekuasaan. Batik yang terdiri dari empat pola lonjong dengan satu titik pusat ini melambangkan raja sebagai pusat kekuasaan.

Nasi Berkat Warga Sukoharjo Pengobat Rindu

Sebagai batik yang dikembangkan oleh keraton, kawung tidak dapat digunakan oleh sembarang orang. Motif ini menjadi salah satu motif larangan. Motif larangan muncul pada masa pemerintahan Pakubuwono III. Dirinyalah yang membuat peraturan tentang batik pola larangan yang hanya bisa dipakai oleh kalangan raja dan orang terdekatnya.

Masa pemberlakuan peraturan tentang pola larangan ini tercatat pada tahun 1769, 1784, dan 1790 melalui Maklumat Solo. Hanya kalangan raja serta keluarga, kerabat, abdi dalem,dan bangsawan yang boleh memakai pola larangan ini.

Buah Aren

Bukan tanpa alasan, motif ini terlihat seperti penampang luar buah aren yang tersusun atas empat sisi. Penampang ini membentuk kotak-kotak yang dianggap simbolisasi alam semesta.

Pemandu Lagu Dilarang di Karaoke Semarang

Bentuk ini sesuai dengan susunan kosmis (jagat raya) yang selalu dipakai oleh raja-raja. Karena itulah motif ini hanya boleh digunakan raja dan orang terdekatnya. Namun, terdapat satu tokoh di luar kerajaan yang ternyata memakai batik kawung ini.

Dia adalah Ki Lurah Semar. Dalam pewayangan, Ki Lurah Semar merupakan rakyat jelata. Berbeda dari rakyat jelata pada umumnya, Semar memiliki kearifan dan kebijaksanaan seorang Dewa. Hal inilah yang menjadikan pengecualian pemakaian Kawung untuk rakyat biasa.

Kawung dipercaya memiliki kekuatan magis yang sangat besar. Untuk itu hanya orang tertentu saja yang dapat memakainya. Hanya orang-orang yang memiliki linuwih (kelebihan) yang dapat memakainya. Sebab, merekalah yang mampu mengimbangi kekuatan magis yang dimiliki Kawung ini.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.