Jalur Pantura Ditutup, Sopir Truk Minta Keringanan Biaya Tol
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia atau Aptrindo meminta keringanan biaya tol selama PPKM Darurat menyusul ditutupnya sejumlah jalur, seperti pantura.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat memberi dampak bagi seluruh pelaku usaha, tak terkecuali sopir truk.
Para sopir truk mengaku biaya operasional membengkak sejak PPKM Darurat diterapkan. Situasi itu tak lain karena adanya penutupan di sejumlah jalur alternatif biasa dilewati, hingga para sopir truk harus melintasi jalur tol.
Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi dan Logistisk DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Agus Pratikno, membenarkan adanya pengalihan arus di sejumlah jalur alternatif selama masa PPKM Darurat.
Baca juga: PPKM Darurat, Polda Jateng Terapkan Lockdown, Akses Keluar Masuk Ditutup
Salah satu jalur yang ditutup atau tidak boleh dilewati itu adalah jalur pantura. Kondisi ini pun membuat sopir truk mau tak mau harus melewati tol untuk mendistribusikan muatannya.
“Otomatis kan harus tambah biaya operasional. Mereka harus bayar tol untuk mengirim muatan. Padahal biaya tol cukup mahal. Apalagi ada beberapa ruas tol yang mengalami kenaikan per 1 Juli, seperti Tol Semarang-Solo,” ujar Agus kepada Semarangpos.com, Senin (5/7/2021).
Dengan kondisi itu, Agus pun meminta pemerintah mau memberikan keringanan kepada para sopir truk, berupa diskon tarif atau biaya masuk tol.
“Toh, kami in ikan pengusaha sektor kritikal yang bergerak di bidang logistik dan distribusi. Bahkan ada beberapa sopir kami yang membawa muatan alat-alat kesehatan untuk penanganan Covid-19,” imbuhnya.
Agus pun mengaku tuntutannya tidak terlalu muluk. Ia hanya meminta pemerintah memberikan diskon atau keringanan tarif tol selama PPKM Darurat diberlakukan.
“Nanti setelah PPKM Darurat, silakan biayanya dikembalikan seperti semula. Tapi, selama PPKM Darurat diberlakukan dan ada jalur-jalur alternatif yang ditutup ya kami minta keringanan,” ujar Agus.
Kemenhub
Agus mengaku sudah berkomunikasi dengan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait tuntutan tersebut. Meski demikian, hingga kini belum ada tindak lanjut dari Kemenhub.
Baca juga: Aptrindo Larang Sopir Truk Gunakan Klakson Telolet
“Harapan kami setelah ini tuntutan kami bisa diakomodasi. Karena ini situasinya darurat. Banyak sopir truk yang mengeluh enggak bisa melintas di jalur pantura karena ditutup. Mereka harus lewat tol yang menyebabkan biaya operasional membengkak,” tutur Agus.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Bus Sudiro Tungga Jaya Terbakar di Tol Semarang-Solo, Penumpang Selamat
- Teror Lempar Batu ke Truk Didalangi Jasa Pengawalan Ilegal
- Kecelakaan di Tol Semarang-Solo, Ketua Umum MUI Keluhkan Nyeri di Dada
- Ketua Umum MUI Kecelakaan di Tol Semarang-Solo, Begini Kondisinya
- PPKM Darurat, Bandara Ahmad Yani Semarang Layani 6.437 Penumpang
- PPKM Darurat, Pemkot Semarang Klaim Sudah Salurkan 96 Paket Sembako
- Ajak Warga Tolak PPKM Darurat, Pemuda di Brebes Diciduk Polisi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.