Jelang Lebaran, Pemkot Salatiga Tutup Pasar Tiban & Objek Wisata

Pemkot Salatiga akan menutup sejumlah pasar tiban dan objek wisata yang berpotensi menimbulkan kerumunan menjelang Lebaran 2021.

Jelang Lebaran, Pemkot Salatiga Tutup Pasar Tiban & Objek Wisata Wali Kota Salatiga, Yuliyanto (tengah), memimpin jumpa pers terkait kesiapan menghadapi Lebaran 2021 di rumah dinasnya, Rabu (5/5/2021). (Imam Yuda S./JIBI)

Semarangpos.com, SALATIGA — Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga menutup sejumlah tempat fasilitas umum yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa H-7 menjelang Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah atau Lebaran 2021.

Sejumlah fasilitas umum yang ditutup itu antara lain objek wisata air Kalitaman, dan pasar tiban yang berada di Jalan Lingkar Salatiga (JLS).

Penutupan fasilitas umum disampaikan Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, saat menggelar jumpa pers terkait kesiapan Pemkot Salatiga dalam menghadapi Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah di rumah dinas, Rabu (5/5/2021).

Baca juga: Salatiga Resmi Larang Perdagangan Daging Anjing 

“Menghadapi Lebaran ini, kami memerintahkan petugas Satpol PP untuk melakukan pengawasan di tempat keramaian. Selain itu, kami juga melakukan penutupan di sejumlah tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan seperti pasar pagi JLS dan kolam renang Kalitaman,” ujar Yuliyanto.

Yuliyanto mengatakan penutupan fasilitas publik itu dilakukan sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Salatiga.

Yuliyanto mengaku dalam beberapa terakhir ini, kasus Covid-19 di Salatiga memang mengalami peningkatan cukup signifikan. Bahkan dalam dua hari terakhir ada penambahan kasus mencapai 56 kasus.

Dikutip dari data Covid-19 Kota Salatiga, hingga saat ini total ada 3.561 kasus Covid-19 di Salatiga. Perinciannya, 3.168 kasus sembuh, 289 kasus aktif, dan 10 kasus kematian.

Zona Merah

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, mengaku prihatin dengan lonjakan kasus yang membuat Salatiga kembali masuk dalam zona merah Covid-19.

Ia mengaku kecewa karena beberapa waktu lalu, Kota Salatiga pernah berada di titik terbaik secara nasional melalui tingkat pengendalian persebaran Covid-19 dengan angka kesembuhan terbaik, kasus aktif terkecil, dan kematian paling sedikit. Tetapi rupanya hal tersebut menjadikan masyarakat lengah, sehingga apa yang sudah dilakukan sebelumnya tersebut tidak dapat dipertahankan.

Baca jugaTerobos Perlintasan KA, Remaja Kendal Meninggal Dunia

“Kemarin, selama sepekan kasusnya hanya 50 orang terkonfirmasi Covid-19. Sekarang, sehari saja sudah 50 orang yang aktif. Atas nama Kota Salatiga saya mohon dengan sangat, mari kita bekerja sama. Saya tidak mendapatkan apa-apa selain ibadah, sehingga jika ada yang mengatakan Kepala DKK dapat insentif itu tidak sama sekali,” pinta Siti Zuraidah.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.