Keren! Dosen Undip Bikin Terobosan Masker BC-19
Budi Laksono, dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, menciptakan masker BC19 di tengah-tengah pandemi covid-19.

Semarangpos.com, SEMARANG — Salah seorang dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menciptakan sebuah masker inovatif yang dinamai BC19. Hal itu ia lakukan dengan alasan langkanya masker di tengah-tengah pandemi covid-19.
Budi Laksono adalah dosen Undip yang menjadi peneliti sekaligus sukarelawan kemanusiaan dan pencetus masker BC19. Nama tersebut diperoleh dari singkatan basmi covid-19.
Terobosan milik Budi diunggah melalui akun Instagram Undip @undip.official, Jumat (27/3/2020). “Dosen Undip ciptakan masker BC19, solusi kebutuhan masker rakyat,” tulis pengelola sebagai caption.
Gadis Indigo Saksikan Jejak Korban Belanda di Benteng Pendem Ambarawa
Budi mengungkapkan kelangkaan masker di situasi genting ini menjadi alasannya menciptakan BC19. “Pada situasi wabah virus corona seperti ini masker sangat dibutuhkan untuk memproteksi diri dari paparan virus corona,” terangnya dalam kolom caption.
Mudah Ditiru
Dosen Undip itu juga memaparkan kelebihan masker BC19 itu. Ada empat kelebihan dari masker ciptaannya. Mudah, menjadi yang pertama karena menurutnya semua orang bisa membuat masker tersebut.
Murah adalah kelebihan masker yang kedua. Menurut Budi harga produksinya kurang lebih Rp2.500. Dan yang ketiga, masker BC19 bisa dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan bisa dicuci.
Kata Gadis Indigo Benteng Pendem Ambarawa Penuh Tangisan Pilu
Yang terakhir, Budi mengungkapkan masker BC19 ramah lingkungan. “Tidak mengotori lingkungan dan minim limbah, hanya butuh sedikit sabun untuk mencuci,” ungkapnya seperti yang terpantau Semarangpos.com, Jumat (27/3/2020).
Budi juga menunjukkan cara membuat masker BC19 itu. “Masker ini dibuat dari dua kain lapis yang di dalamnya bisa disisipkan tisu dengan ukuran 20 x 10 cm, cukup untuk menutup hidung dan mulut,” jelasnya.
Disisipi Tisu
Untuk menggunakan masker, sisipkan tisu di antara kain agar bekerja dengan efektif melindungi mulut dan hidung. “Bila sudah dipakai atau tisu terasa basah, tisu dibuang dan diganti baru. Sedangkan masker dapat dicuci dengan cara direndam pakai sabun secukupnya,” tambahnya lagi.
Jembatan Mberok Jadi Pembatas Pribumi dan Kolonialis
“Masker BC19 ini sudah melalui serangkaian uji dengan uji spray dan uji tiup untuk membuktikan bahwa masker BC19 ini sekualitas Standar Nasional Indonesia [SNI],” paparnya seperti dalam Instagram @undip.official.
Setelah melewati serangkaian uji coba, menurut Budi masker yang diberi tisu lebih baik dibanding masker dengan lapisan dua kain tanpa tisu.
“Selamat membuat dan semoga kita terlindung dari sakit karena virus corona,” ungkapnya sebagai penutup dalam penjelasannya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Program Sharing Session Telkom Indonesia Gali Potensi Digital di Lingkup Akademik
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.