Kisah Sedih Nan Sadis di Rumah Dinas Dekat Pabrik Gula Sewugalur
Kisah Tanah Jawa melalui konten Sewugalur: Saksi Bisu Peradaban di Youtube mendiskusikan peristiwa di seputaran Pabrik Gula Sewugalur, Kulon Progo, DIY.
Semarangpos.com, WATES — Kisah Tanah Jawa melalui konten bertajuk Sewugalur: Saksi Bisu Peradaban (Part 3) di Youtube, Kamis (23/7/2020), berdiskusi tentang peristiwa menyedihkan sekaligus mengerikan yang pernah terjadi di huis honingen atau rumah dinas dekat Pabrik Gula Sewugalur, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kisah Tanah Jawa merupakan tim yang melakukan aktivitas seperti penyelidikan terhadap sejarah, mitos, dan cerita mistis di tanah Jawa. Bonaventura D. Genta, Hari Kurniawan alias Om Hao, serta Mada Zidan alias Mbah K.J. adalah tiga personelnya.
Kali ini, mereka mengunjungi rumah di dekat Pabrik Gula Sewugalur, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Om Hao yang mempunyai kemampuan retrokognisi pun membuatnya dapat melihat kembali suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu.
Kecelakaan Kereta Terjadi di Temanggung, Kisah Tanah Jawa Ulas Korban Tewas
Berdasarkan penglihatan secara retrokognisi, ia mengatakan bahwa rumah dinas tadi digunakan oleh pegawai pabrik gula waktu itu, terutama yang berkebangsaan Belanda. Rumah terbesar yang mereka kunjungi merupakan tempat tinggal bagi administrator pabrik gula.
Tim Kisah Tanah Jawa berjalan-jalan di sekitar rumah. Lalu, sampai di bagian kamar untuk asisten rumah tangga.
Untuk Interogasi
“Dan memang waktu zaman Jepang ini penuh, Mas. Jadi, di sana dipakai kantor oleh orang Jepang untuk interogasi dan macam-macam. Tahanan yang belum, yang masih antre, itu ditaruh di sini. Dan saya melihat ada perempuan pribumi sama noni Belanda yang digilir di sini oleh tentara Nippon,” cerita Om Hao. Nippon adalah nama lain Negara Jepang.
Sejak Era Mataram Kartasura, Batik Sidomulyo Diyakini Bahagiakan Pengantin
Dia juga melakukan komunikasi melalui batin dengan beberapa sosok gaib di sana. Salah satunya memiliki leher yang dipatahkan oleh orang Jepang. “Memang dahulu tuan-tuan di sini tuh, termasuk baik, Mas. Jadi, mempekerjakan pribumi dengan baik waktu itu. Tetapi semua berubah seiring zaman Malaise,” ujarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, malaise adalah keadaan lesu dan serba sulit, terutama dalam bidang perekonomian. Om Hao bercerita bahwa setelah tahun 1933, penguni rumah dinas mengalami depresi karena krisis tersebut. Pada waktu itu, para majikan sering marah sebab perusahaannya bangkrut.
Peristiwa mengerikan lainnya adalah kejadian pada tahun 1942. Waktu itu, orang-orang Belanda disekap oleh Nippon di sana. Bahkan, ada seorang nyonya Belanda dengan baju berlumuran darah. Oleh karena itu, meskipun rumah tersebut luas dan dalam keadaan terbuka lebar, hawanya terasa panas menurut Om Hao dan Genta.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Serem! Ada Kuburan di Tengah Jalan di Semarang
- Konon Santri Tidak Mau Salat Bakal Jadi Monyet di Masjid Ini
- Konon Dijaga Ular Raksasa, Pohon Randu Jejer Pemalang Tak Boleh Ditebang
- Ini 5 Tempat Paling Angker Di Wonogiri, Mau Uji Nyali?
- Gunakan Mitos, Desa di Magelang Sukses Konservasi Lingkungan
- Cerita Warga Mimpi Ketemu Mbah Petruk dan Wangsit Soal Erupsi Merapi
- Serem! 20 Karyawati Pabrik Tas di Boyolali Kesurupan
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.