Menengok Rumah Pahlawan Revolusi Pierre Tendean yang Kini Jadi Kantor Pastoral Semarang
Salah satu pahlawan revolusi korban peristiwa Gerakan 30 September atau G30S, Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andries Tendean, pernah tinggal di Semarang.
Semarangpos.com, SEMARANG – Bangunan tiga lantai di Jalan Imam Bonjol Nomor 172, Kota Semarang itu tampak sunyi, Senin (8/9/2021). Tidak terlihat aktivitas yang padat seperti saat pandemi Covid-19 merebak.
Gedung itu merupakan Kantor Pelayanan Pastoral Keuskupan Agung Semarang (KAS). Sebelum pandemi, gedung itu selalu didatangi warga yang ingin mencari informasi terkait pelayanan sosial, seperti lowongan pekerjaan, bantuan sosial, maupun kegiatan gereja.
“Sejak pandemi, kami memang tidak membuka informasi lowongan pekerjaan. Tujuannya ya untuk menghindari kerumunan. Kondisi saat ini kan masih pandemi,” ujar Kepala Kantor Pelayanan Pastoral KAS, Rama Yohanes Krismanto, saat berbincang dengan Semarangpos.com.
Baca juga: Monumen Peluru, Penanda Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar di Semarang
Meski demikian, lokasi yang saat ini Kantor Pelayanan Pastoral KAS itu rupanya menyimpan sejarah panjang tentang perjuangan bangsa Indonesia.
Lokasi tempat berdirinya gedung itu dulunya adalah rumah atau tempat tinggal Pahlawan Revolusi, Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andries Tendean.
Pierre Tendean yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965, atau G30S, menghabiskan masa remajanya di rumah yang terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 172, Kota Semarang.
“Saya sudah tinggal di sini lama. Tapi, baru tahu kalau dulu di sini merupakan rumah Kapten Pierre Tendean. Tahunya juga setelah melihat pengakuan adiknya Pierre Tendean di Youtube,” ujar Rama Kris, sapaan Pastor Yohanes Krismanto.
Mengetahui hal itu, Rama Kris pun mencari-cari fakta terkait bangunan yang saat ditempatinya. Berdasarkan literatur di KAS, ia akhirnya mengetahui jika di lokasi tersebut dulunya berdiri rumah tinggal keluarga Pierre Tendean.
Di rumah itu, Pierre Tendean menghabiskan masa remaja atau saat duduk di bangku SMP hingga SMA. Ia tinggal bersama ayahnya yang berprofesi sebagai dokter, A.L. Tendean, ibu dan saudara-saudaranya.
Di rumah itu, ayah Pierre Tendean juga membuka tempat praktik untuk melayani pasien. Namun, rumah itu saat ini tinggal kenangan karena telah dipugar dan diganti bangunan baru untuk Kantor Pelayanan Pastoral KAS.
“Dulu, kali pertama saya datang ke kantor ini, sekitar 1991, bangunannya masih berupa rumah kuno yang sangat luas. Depan pintunya ada pohon beringin besar. Di samping rumah juga terdapat banyak kamar. Mungkin itu untuk ruang praktik ayah Pierre Tendean yang berprofesi sebagai dokter,” jelas Rama Kris.
Hibah
Rama Kris mengatakan setelah peristiwa G30S, atau tepatnya tahun 1970, keluarga Tendean tidak lagi tinggal di rumah tersebut. Rumah beserta tanah milik keluarga Tendean dihibahkan kepada Yayasan Budi Mulia.
Pada tahun 1980, Yayasan Budi Mulia memberikan rumah tersebut kepada Delegatus Sosial Keuskupan Agung Semarang (Delsos KAS). Kemudian di tahun 2007, rumah itu dipugar dan diganti dengan bangunan baru yang saat ini menjadi Kantor Pelayanan Pastoral KAS.
Baca juga: Kuburan Massal Tragedi 1965 di Semarang Kini Situs PBB
Pemugaran dilakukan karena kondisi fisik bangunan yang sudah tua. Selain itu, KAS juga membutuhkan ruangan yang memadai sebagai pelayanan umat.
Pemugaran juga didasari pertimbangan biaya perawatan yang mahal serta lokasi yang lebih rendah dari jalan raya, sehingga ketika hujan deras sering tergenang air.
“Atas dasar itulah, kita memutuskan membangun ulang menjadi Kantor Pelayanan Pastoral. Pembangunannya tuntas pada 25 Juni 2009, atau saat peringatan HUT ke-69 KAS,” jelasnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- PPKM Darurat, 108 Gereja Katolik di Jateng Tutup
- Keuskupan Semarang Kembali Buka Gereja Mulai 18 Juli 2020
- Keuskupan Agung Semarang Tetap Darurat Peribadatan Covid-19
- Gereja Katedral Semarang Perpanjang Ibadah Secara Daring
- Misa Malam Paskah Serukan Umat Bantu Warga Terkarantina Covid-19
- Misa Minggu Palma Keuskupan Agung Semarang Digelar Streaming
- Covid-19 Tak Kunjung Usai, KAS Misa Paskah Online
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.