Monumen Peluru, Penanda Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar di Semarang

Monumen Peluru, merupakan bangunan yang menjadi penanda sejarah perjuangan tentara pelajar di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Monumen Peluru, Penanda Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar di Semarang Monumen Peluru yang terletak di kawasan perbukitan Kampung Tegal Kangkung, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Monumen ini menjadi penanda peristiwa pertempuran tentara pelajar dengan tentara Belanda pasca-kemerdekaan. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Monumen Peluru memang tidak setenar Tugu Muda yang menjadi ikon Kota Semarang. Meski demikian, bangunan berbentuk peluru setinggi tiga meter itu memiliki rekam sejarah yang hampir sama dengan Tugu Muda.

Berada di area perbukitan di Kampung Tegal Kangkung, Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Monumen Peluru dulunya merupakan lokasi pertempuran pemuda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah Belanda.

“Lokasi ini dulunya mennjadi area pertempuran tentara Belanda dengan tentara pelajar. Ada satu anggota tentara pelajar yang gugur dan dimakamkan di lokasi itu. Namun, makamnya sudah dipindah oleh keluarganya ke Solo. Jadi, hanya tinggal petilasan,” ujar juru kunci Monumen Peluru, Supian, saat berbincang dengan Semarangpos.com, beberapa waktu lalu.

Baca jugaTugu Muda Jadi Tanda Pengorbanan Pemuda Semarang

Supian, yang memiliki bengkel tambal ban di wilayah itu mengaku sebenarnya bukanlah juru kunci Monumen Peluru. Ia sebenarnya dipercaya untuk menjadi juru kunci makam sesepuh warga yang terletak di belakang Monumen Peluru.

Oleh karena lokasi makam dan monumen yang berdekatan, Supian pun turut merawat. Ia kerap membersihkan lokasi Monumen Peluru dari daun-daun yang berserakan.

“Monumen ini sebenarnya berdiri di atas lahan Pemkot [Semarang]. Hanya saja enggak dirawat. Padahal di situ juga ada makam sesepuh Tegal Kangkung. Kalau Jumat Kliwon ada warga yang datang. Tapi, ada juga yang nyari nomor togel,” aku Supian.

Bala Bantuan dari Solo

Monumen Peluru yang terletak di kawasan perbukitan Kampung Tegal Kangkung, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Monumen ini menjadi penanda peristiwa pertempuran tentara pelajar dengan tentara Belanda pasca-kemerdekaan. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Terpisah, salah satu ahli waris Monumen Peluru, Marlien Masiroen, mengatakan monumen itu didirikan untuk mengenang pertempuran antara tentara pelajar dengan tentara Belanda pada 2-3 April 1946.

Total ada 39 tentara pelajar yang terlibat dalam pertempuran itu. Dari puluhan pelajar itu satu orang di antaranya gugur, atas nama Moecharom.

“Saat itu, Kota Semarang dikepung Belanda dan kekurangan pasukan. Akhirnya, dikirim bantuan dari Solo, yakni pasukan Tentara Pelajar Divisi 217,” ujar Marlien saat dihubungi Semarangpos.com, Senin (16/8/2021).

Pasukan Tentara Pelajar Divisi 217 menuju Semarang dengan menumpang kereta api menuju Stasiun Mranggen, Demak.

Baca juga: Jurnalisa Kulik 3 Objek Wisata Sejarah Kebumen

Sesampainya di Mragen, tentara pelajar ini berjalan kaki melewati kawasan Tegal Kangkung. Di area perbukitan Tegal Kangkung, tentara pelajar ini mendirikan pos untuk mengintai gerak-gerak pasukan Belanda.

“Namun pengintaian itu diketahui pihak Belanda. Akhirnya, terjadi pertempuran di lokasi itu. Satu orang gugur dalam peristiwa itu, yakni Moecharom,” ujar Marlien.

Marlien mengaku mendengar cerita itu dari ayahnya, Masirun, yang turut terlibat dalam peristiwa tersebut. Nama Masirun juga tercantum dalam prasasti Monumen Peluru sebagai anggota tentara pelajar.

Masirun meninggal dunia di usia 79 tahun pada 2007 silam. Meski demikian, Marlien tetap berusaha mempertahankan kenangan bersejarah ayahnya dengan turut melestarikan Monumen Peluru di Semarang.

“Kami juga sering menggelar pertemuan dengan para anggota keluarga TP [tentara pelajar]. Selain untuk menjaga silaturahmi, juga mencari cara agar perawatan monumen tetap berkelanjutan,” ujar Marlien.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.