Mengulik Filosofi Batik Grompol, Media Doa Orang Tua Untuk Anak
Salah satu keragaman batik Jawa adalah batik grompol yang memiliki filosofi sebagai media doa orang tua kepada anaknya agar selalu diberikan kebaikan.
Semarangpos.com, SOLO – Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Batik grompol menjadi salah satu media yang digunakan orang tua untuk mendoakan kebaikan sang anak.
Orang tua pada zaman dahulu banyak mengisi waktu luang dengan membatik. Membatik menjadi media penghubung antara manusia dengan sang pencipta. Tak jarang, batik berisi doa dan pengharapan.
Sementara itu, anak merupakan anugerah indah yang dititipkan Tuhan kepada orang tua. Karenanya orang tua berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Orang tua selalu mendoakan dan memberi harapan yang baik demi tercapainya kesuksesan sang anak.
Batik Wahyu Tumurun Konon Pembawa Petunjuk
Batik grompol menjadi salah satu media orang tua dalam menyampaikan doa dan harapan kepada Sang Pencipta. Batik grompol termasuk dalam batik ceplok yang memiliki motif berulang hingga memenuhi selembar kain.
Batik grompol diambil dari kata dompol grombol yang artinya kumpulan barang. Batik grompol memiliki arti menyatukan atau bersatu. Masyarakat zaman dahulu percaya bahwa batik grompol dapat menyatukan hal-hal yang bersifat baik.
Pernikahan
Biasanya batik ini digunakan oleh orang tua mempelai saat menggelar acara siraman sebelum pernikahan. Orang tua mengenakan batik ini dengan harapan agar sang anak kelak memiliki masa depan yang cerah. Melalui batik grompol, orang tua mendoakan agar kehidupan anaknya dipenuhi oleh rahmat, rezeki, keturunan yang baik dan berbakti, serta rasa damai dan sejahtera selamanya.
Inilah Beberapa Cerita Seram di Undip Semarang
Batik ini memiliki ornamen dengan pola geometris berukuran besar. Ornamennya menyerupai rantai yang saling terikat dengan bentuk dan ukuran yang sama. Ada juga yang beranggapan bahwa batik ini diibaratkan sebuah pohon yang penuh dengan bunga dan buah.
Adapun motif yang menyusunnya adalah bunga bertajuk empat dengan satu putik di tengahnya. Motif lainnya berupa buah yang dikelilingi oleh empat pasang cecek alias titik. Motif buah ini berada di tengah gabungan bunga yang membentuk sudut sebanyak delapan.
Motif buah yang dikelilingi oleh delapan sudut memiliki makna filosofis. Motif ini mengartikan bahwa buah harapan atau dapat juga diartikan sebagai anak, akan dikelilingi dan dilindungi oleh delapan dewa penjaga mata angin. Sehingga diharapkan kelak sang anak akan senantiasa mendapatkan perlindungan.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Jangan Lewatkan, Semua Tentang Batik Ada di Virtual Amazing Batik Solopos
- Mengenal Kekayaan Blora dari Batik Khasnya
- Yuk Mengenal Uniknya Ragam Hias Batik Magelang
- Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu
- Mengenal Batik Bakaran, Buah Pelarian Abdi Majapahit di Pati
- Mengenal Batik Khas Tegal yang Tak Semoncer Warung Makannya
- Batik Salem, Batik Khas Brebes Tak Terbawa Arus Modernisasi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.