Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu

Di Semarang, berkembang batik unik bernama batik ciprat yang dibuat oleh para penyandang disabilitas. Siapa sangka batik ini banyak diburu kolektor.

Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu Batik Ciprat diambil dari unggahan Instagram Rumah Kinasih, Rabu (8/7/2020) (Instagram-@rumah_kinasih)

Semarangpos.com, SOLO — Saat ini pengrajin batik saling berlomba membuat motif batik yang unik dan menarik. Di Semarang, berkembang batik unik bernama batik ciprat yang dibuat oleh para penyandang disabilitas. Siapa sangka batik ini malah banyak diburu kolektor.

Batik ciprat merupakan salah satu motif batik unik yang pada awalnya berkembang di Semarang. Seperti namanya, batik ini dibuat dengan cara mencipratkan-cipratkan malam atau lilin ke selembar kain.

Malam dicipratkan menggunakan tangan, sendok, kuas, dan lidi. Dalam pembuatannya digunakan teknik jumputan dan teknik colet atau kuas.

Dewi Ruyung Wulan Kabur dari Pernikahannya di Legenda Kabupaten Pati

Dihimpun dari situs Indonesia.go.id, Kamis (27/9/2020), batik ciprat berasal dari Semarang, tepatnya Jl. Elang Raya No. 2 Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang. Batik ini mulai dikembangkan pada tahun 2011 oleh salah seorang guru keterampilan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Semarang.

Saat itu, guru keterampilan tersebut sedang melatih muridnya untuk membatik. Namun, para siswanya ternyata kesulitan untuk mengikuti pola batik menggunakan canting. Secara tak sengaja mereka pun meneteskan dan mencipratkan malam secara acak ke dalam kain yang telah disediakan.

Dicontek Daerah Lain

Hasil cipratan malam tersebut ternyata menjadi motif yang unik hingga akhirnya terciptalah batik ciprat. Batik unik karya siswa SLBN Semarang diberi merek Eselbens Poenya yang artinya SLBN Semarang punya.

Batik ciprat saat ini telah berkembang di banyak daerah di Indonesia seperti Jakarta, Kalimantan, Aceh hingga Papua. Berawal dari Semarang, batik ini menjadi inspirasi bagi para penyandang disabilitas untuk berkarya.

Misteri Petilasan Jati Ombo Semarang, Sakit Sembuh, Keinginan Terkabul?

Selain dibuat oleh penyandang disabilitas, sebagian pengrajin batik juga mulai menekuni batik ciprat ini. Biasanya pengrajin batik mengkombinasikan pembuatan batik tulis dengan batik unik ini demi menghasilkan motif yang unik.

Sebelum mencipratkan malam ke kain, pengrajin batik terlebih dahulu menggambar pola menggunakan canting. Kali ini, malam tidak dicipratkan secara sembarangan. Cipratan disesuaikan dengan pola agar menciptakan motif yang diinginkan.

Batik unik ini ternyata mampu merebut hati pencinta batik. Kain batik karya penyandang disabilitas digemari oleh banyak kalangan baik dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan untuk batik ciprat yang dipadukan dengan batik tulis karya para pengrajin batik banyak diburu oleh kolektor batik. Tak tanggung-tanggung batik kombinasi ini harganya mencapai puluhan juta rupiah.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.