Mengenal Batik Bakaran, Buah Pelarian Abdi Majapahit di Pati
Salah satu batik kebanggaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah adalah batik bakaran yang diperkenalkan oleh Nyai Sabirah, abdi dalem Kerajaan Majapahit.

Semarangpos.com, SOLO — Batik bakaran menjadi salah satu batik kebanggaan Kabupaten Pati. Batik ini diperkenalkan oleh Nyai Sabirah, abdi dalem Kerajaan Majapahit yang melarikan diri ke wilayah Pati.
Banyak orang mengira bahwa batik hanya berkembang di wilayah Solo dan Pekalongan saja. Eits jangan salah, hampir semua daerah di Jawa Tengah mengembangkan batik khas yang polanya disesuaikan dengan kebudayaan yang berkembang di lingkungannya.
Salah satu batik yang masih jarang terdengar adalah batik bakaran. Batik bakaran merupakan sebutan batik yang berkembang di wilayah Bakaran, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Bawang Merah dan Ibunya Tamak, Hewan Mematikan Muncul dari Labu
Dihimpun dari situs inibaru.id, Kamis (27/8/2020) batik bakaran dipercaya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-14. Pembuatan batik di Desa Bakaran pertama kali diperkenalkan oleh Nyi Banoewati, seorang abdi dalem yang bertugas membuat seragam untuk prajurit Kerajaan Majapahit.
Terdapat banyak versi kedatangan Nyi Banoewati ke Desa Bakaran. Salah satunya yakni saat Nyi Banoewati ketahuan memeluk agama Islam oleh pihak kerajaan. Dirinya kemudian melarikan dan mencari tempat perlindungan. Apalagi saat itu keadaan Kerajaan Majapahit tidak kondusif akibat perang yang berkepanjangan.
Nyai Ageng Sabirah
Dalam pelariannya, Nyi Banoewati tinggal di masjid tanpa mihrab yang berada di Desa Bakaran Wetan. Di tempat itu, dirinya berganti nama menjadi Nyai Ageng Sabirah.
Nyai Sabirah yang dulunya ditunjuk sebagai pembuat seragam prajurit Kerajaan Majapahit, tentunya memiliki kemampuan membatik yang mumpuni. Kemudian kemampuannya itu diajarkan ke penduduk setempat.
Kerap Cekcok dengan Pasangan Hidup? Inilah 9 Ciri-Ciri Sihir Perceraian
Saat pertama kali mengenalkan batik, Nyai Sabirah mengajarkan cara membuat batik dengan motif khas Majapahit seperti sekar jagad, padas gempal, magel ati, dan limaran. Seiring dengan berjalannya waktu, Nyai Sabirah mengembangkan motif batik yang ia kembangkan sendiri, yakni motif gandrung.
Motif ini terinspirasi dari pertemuan Nyai Sabirah dengan kekasihnya bernama Joko Pakuwon di Tiras Pandelikan. Saat itu Joko Pakuwon berhasil menemui Nyai Sabirah. Karena terlampau senang, secara tak sengaja dirinya mencoret kain batik yang sedang dibuatnya.
Coretan itu ternyata membentuk motif garis pendek. Di sela waktunya, Nyai Sabirah menyempurnakan garis-garis itu hingga menjadi garis silang yang melambangkan kegandrungan alias kerinduan yang tidak terobati.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Jangan Lewatkan, Semua Tentang Batik Ada di Virtual Amazing Batik Solopos
- Mengenal Kekayaan Blora dari Batik Khasnya
- Yuk Mengenal Uniknya Ragam Hias Batik Magelang
- Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu
- Jasa Cuci Keris di Blora Laris Manis di Tengah Pandemi
- Mengenal Batik Khas Tegal yang Tak Semoncer Warung Makannya
- Batik Salem, Batik Khas Brebes Tak Terbawa Arus Modernisasi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.