Mudik Dilarang, 54 Bus PO Putra Mulya Wonogiri Dikandangkan  

Sebanyak 54 bus yang dimiliki PO Putra Mulya dengan rute Wonogiri-Jabodetabek tidak ada yang dioperasikan karena kegiatan mudik dilarang.

Mudik Dilarang, 54 Bus PO Putra Mulya Wonogiri Dikandangkan    Puluhan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Wonogiri-Jabodetabek diparkir di area Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. Bus tidak beroperasi karena kebijakan larangan mudik. Foto diambil Selasa (28/4/2020). (Semarangpos.com-M. Aris Munandar)

Semarangpos.com, WONOGIRI — Sebanyak 54 bus yang dimiliki PO Putra Mulya dengan rute Wonogiri-Jabodetabek tidak ada yang dioperasikan. Hal itu sebagai dampak aturan mudik dilarang pemerintah.

Perusahaan Otobus (PO) memilih memarkir bus karena jika tetap beroperasi akan berisiko terhadap PO dan penumpang.

Tahun ini memang kegiatan mudik dilarang oleh pemerintah terkait pandemi Covid-19. Di sisi lain, kebijakan itu berdampak pada Perusahaan Otobus (PO). Selain bus tidak bisa beroperasi, PO Putra Mulya yang mempuntai trayek Jabodetabek-Wonogiri juga harus mengambil kebijakan tak mengenakkan terhadap sopir, kernet bus serta seluruh karyawan PO.

Nenek Renta di Sragen Ini Tak Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah, Mengherankan Bukan?

Kepala Devisi Marketing PO Putra Mulya, Heri Prasetyo, mengatakan, sejak pelarangan mudik dilaksanakan, Jumat (24/4/2020), operasi PO Putera Mulya berhenti total.

Dampak dari kebijakan tersebut, lanjut dia, sopir dan kernet bus yang berjumlah 116 orang dirumahkan karena 54 bus tidak dioperasikan. Sementara itu, karyawan kantor tetap masuk, tetapi ada penyesuaian gaji.

“Saat ini sebagian sopir sedang mencari pekerjaan lain, seperti bertani, tukang bangunan, pekerja pabrik dan lain-lain. Jika nanti keadaan normal, mereka akan kembali bekerja sebagai sopir atau kernet bus,” kata Heri saat dihubungi, Selasa (28/4/2020).

Daftar Kartu Prakerja Wajib Pakai Android, Gubernur Jateng Ajak Manual Saja…

PO Putera Mulya di bawah naungan PT Putera Mulya Sejahtera, tetapi pemilik perusahan tersebut memiliki beberapa usaha di bidang lain, seperti hotel, rental mobil, mobil antar jemput di wilayah Jakarta dan lain sebagianya. Sebagian karyawan yang dirumahkan ditawari bekerja di sektor tersebut.

Ekonomi Terpuruk

“Karyawan yang berminat bisa bernegosiasi. Jika mau bekerja di sektor tersebut dikontrak selama tiga bulan. Konsekuensinya, jika bus sudah beroperasi sebelum mereka selesai kontrak, maka mereka diharuskan untuk menghabiskan kontrak kerjanya. Sebenarnya pemilik perusahaan mempunyai banyak usaha, tetapi kerena ekonomi sekarang sedang terpuruk, kesempatan untuk tetap bekerja menjadi terbatas,” ujar Heri.

Sebagian sopir dan kernet bus saat ini sedang mengikuti program pelatihan Peduli Keselamatan yang diselenggarakan oleh Polres Wonogiri dan Bank BRI. Jumlah kru PO Putera Mulya yang terdaftar mengikuti sebanyak 38 orang. Dalam waktu tiga bulan mereka mendapat uang sebesar Rp600.000.

Sudah 40 Warga Pekalongan Idap Demam Berdarah Dengue

Dampak pemberhentian operasi bus, menurut dia, juga berdampak pada angsuran PO ke leasing bus. “Kami meminta kepada leasing bus agar ada penundaan pembayaran. Karena kondisi perekonomian sedang melemah,” kata Heri.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.