Pengin Dandan ala Noni Belanda di Bangunan Kolonial? Ke Lawang Sewu Aja…

Museum Lawang Sewu Semarang menghadirkan paket wisata baru berupa foto ala noni-noni dan meneer Belanda.

Pengin Dandan ala Noni Belanda di Bangunan Kolonial? Ke Lawang Sewu Aja… Ilustrasi Museum Lawang Sewu di Semarang. (Dok. JIBI/Solopos)

Semarangpos.com, SEMARANG – Pengelola Museum Lawang Sewu punya cara baru untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke bangunan bersejarah itu.

Upaya itu adalah dengan membuat paket wisata berupa foto dengan kostum ala noni-noni maupun meneer Belanda di salah satu spot gedung yang dibangun pada awal abad ke-19 itu.

Pengunjung yang ingin berfoto dengan menggunakan kostum noni-noni maupun meneer Belanda itu dipungut biaya Rp60.000.

“Di awal tahun ini kita sediakan wahana baru, berupa paket foto selfie dengan pakaian Belanda tempo dulu,” ujar Manajer Historical Building and Museum PT Kereta Api Wisata, Trisna Cahyani, saat dihubungi Semarangpos.com, Kamis (30/1/2020).

 

Trisna mengatakan paket wisata yang diberi tema “Bergaya Belanda Di Lawangsewu” ini merupakan inovasi untuk menarik minat wisatawan.

Dengan mengikuti paket wisata ini, pengunjung setidaknya bisa merasakan nuansa Lawang Sewu tempo dulu.

“Kita ingin memberikan suasana Belanda zaman dulu di Lawang Sewu. Biar suasanannya lebih hidup. Apalagi kan Lawang Sewu memang salah satu bangunan peninggalan Belanda yang hingga kini masih terawat,” jelasnya.

Begini Cara Ikutan Semarang Night Carnival 2020

Trisna menambahkan pihaknya menyediakan kostum noni dan meneer Belanda dalam jumlah banyak. Sehingga, setiap pengunjung bisa menjajal sensasi selfie dengan nuansa Belanda tempo dulu dalam durasi sekitar 15 menit.

“Makanya kita buat paket sewa bajunya lengkap dengan paket foto. Kostum ada beraneka macam,” tuturnya.

Dikutip dari heritage.kai.id, Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah yang saat ini dikelola PT Kereta Api Indonesia (KAI). Bangunan ini dulunya merupakan kantor Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), sebuah perusahaan kereta api asal Belanda pada masa kolonial.

Gedungnya dibangun di atas lahan seluas 18.232 meter per segi pada tahun 1904 dan selesai pada 1907. Bangunan ini terletak berdekatan dengan Tugu Muda dan memiliki pintu yang sangat banyak, hingga akrab disebut Lawang Sewu. Meski pun faktanya, jumlah pintu di bangunan itu tidak mencapai seribu.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.