Punya Komorbiditas Hipertensi, 5.896 Tenaga Kesehatan di Jateng Batal Disuntik Vaksin

Sebanyak 5.896 tenaga kesehatan atau nakes di Jateng batal menerima vaksin Covid-19 karena memiliki riwayat komorbiditas atau penyakit hipertensi.

Punya Komorbiditas Hipertensi, 5.896 Tenaga Kesehatan di Jateng Batal Disuntik Vaksin Ilustrasi tenaga kesehatan atau tenaga medis. (Dok. Solopos.com)

Semarangpos.com, SEMARANG – Sebanyak 5.896 tenaga kesehatan yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah  atau Jateng batal menerima vaksin Covid-19 produksi perusahaan asal China, Sinovac.

Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapat vaksin karena memiliki riwayat penyakit atau komorbiditas hipertensi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, mengatakan dari total 166.104 tenaga kesehatan  yang menjadi sasaran vaksinasi tahap pertama di Jateng, baru sekitar 86.507 orang yang telah disuntik vaksin.

Baca juga: Vaksinasi di Solo Tercepat, Brebes Paling Lambat

“Jumlah sasaran kita adalah 166.104 orang. Lalu, status vaksinasinya [sudah terdata] 101.336 orang. Yang sudah disuntik 86.507 orang. Lainnya ada yang ditunda dan dibatalkan karena tidak memenuhi syarat,” ujar Yulianto saat menggelar jumpa pers secara daring, Rabu (27/1/2021).

Untuk nakes yang memilih menunda mendapatkan vaksin, Yulianto menyebut jumlahnya mencapai 4.988. Mayoritas mereka menunda mendapat vaksin karena saat vaksinasi kondisi tubuhnya tidak sehat.

“Kebanyakan yang ditunda itu saat mau divaksin kondisi badannya tidak sehat, padahal sebelumnya normal. Tapi, saat mau divaksin tensinya tinggi. Akhirnya ditunda,” tutur Yulianto.

Sementara itu, nakes yang batal divaksin kebanyakan memiliki komorbiditas atau riwayat penyakit penyerta hipertensi.

“Yang batal karena memiliki komorbiditas hipertensi itu mencapai 5.896 orang. Ada juga yang batal karena sedang menyusui sekitar 30 orang, dan sedang hamil 1 orang,” tuturnya.

Golongan Eksklusi

Nakes yang batal disuntik vaksin karena memiliki komorbiditas maupun tengah hamil dan menyusui ini pun akhirnya dikelompokkan ke golongan eksklusi. Golongan eksklusi ini belum diketahui kapan akan mendapat vaksin karena belum ada kajian secara pasti terkait efek sampingnya.

Baca juga: Ubah Badan Hukum, BPR Bank Salatiga Ditarget Gaet 4.000 Nasabah

Sementara itu, Yulianto menyatakan dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Kota Solo menjadi yang tercepat dalam melakukan vaksinasi. Tingkat vaksinasi di Kota Solo saat ini telah berada di angka 74.63% dari total 10.726 nakes yang menjadi sasaran vaksinasi.

Setelah Kota Solo, daerah yang tingkat percepatan vaksin cukup tinggi adalah Kabupaten Batang dengan 65,86%. Disusul Kabupaten Cilacap 65,56%, Kota Semarang 63,43%, dan Kota Magelang 63,07%.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.