Reses di Rembang, Mantan Menteri Desa Soroti Harga Garam

Harga garam yang terus mengalami penurunan pada musim penghujan menjadi perhatian anggota Komisi VI DPR, Marwan Jafar, saat berkunjung ke Rembang.

Reses di Rembang, Mantan Menteri Desa Soroti Harga Garam Anggota Komisi VI DPR, Marwan Jafar, saat menggelar reses di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (9/3/2020). (Semarangpos.com-Tim Media Marwan Jafar)

Semarangpos.com, SEMARANG — Mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menyoroti anjloknya harga garam yang terus anjlok.

Hal itu disampaikan Marwan, yang saat ini menjabat sebagai anggota Komisi VI DPR saat menjalankan masa reses di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (9/3/2020).

Marwan berpendapat penanganan pemerintah atas masalah garam perlu menggunakan pendekatan wilayah atau regionalisasi.

“Regionalisasi akan membuat penanganan lebih cepat. Cakupan wilayah yang lebih terbatas akan menjadikan penanganan lebih efektif,” ujarnya di sela reses di Rembang, Senin (9/3).

Undip Resmikan Gedung Baru di Rembang

Regionalisasi, lanjut Marwan, mendesak dilakukan untuk memproteksi petani garam. Mulai dari edukasi, pendampingan, hingga edukasi, termasuk mengambil peran dalam advokasi harga.

Menurut politikus Partai Kebangkitan Bangas (PKB) itu terdapat dua persoalan klasik garam yang selalu berulang setiap tahun. Pertama, harga anjlok serta stok melimpah dan anggapan kualitas garam rakyat yang di bawah standar sehingga sulit terserap industri.

Kualitas garam rakyat masih sering disebut di bawah Standar Nasional Indonesia (SNI) lantaran kadar NaCl kurang dari 94%. Padaha, standar untuk garam konsumsi berkadar NaCl paling tidak 94% dan industri memerlukan kadar NaCl di atas 97%.

Ratusan Perempuan di Kudus Ajukan Perceraian

“Fasilitasi dan pendampingan kepada petani garam perlu lebih ditingkatkan. Salah satunya dengan lebih mengoptimalkan program pengembangan usaha garam rakyat agar semua garam petani benar-benar memenuhi SNI,” imbuhnya.

Menurutnya, program pemberdayaan petani harus didukung dengan kebijakan lain, seperti impor. Pemerintah perlu lebih bijak dalam mengambil langkah impor.

Harga garam saat ini memang turun drastis, terutama saat musim penghujan. Harga garam pada penghujung tahun 2019 mencapai Rp150 per kg. Harga ini tergolong anjlok jika dibanding Juni 2019 yang masih berada di angka Rp500 per kg.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.