Sensasi Menikmati Sate Klatak di Bawah Pohon Talok

Sate klatak merupakan kuliner khas Kota Jogja yang bisa dinikmati di sejumlah warung, salah satunya warung Sate Kambing Sor Talok.

Sensasi Menikmati Sate Klatak di Bawah Pohon Talok Unggahan Youtube Dyodoran terkait olahan sate kambing yang tempatnya sangat unik yaitu di pinggir sawah dan di bawah pohon talok. Rabu (1/7/2020). (Youtube-Dyodoran)

Semarangpos.com, JOGJA — Kota Jogja selama ini tidak hanya terkenal sebagai kota wisata. Kota Jogja juga memiliki aneka kuliner yang menggugah selera, salah satunya sate klatak.

Salah satu warung yang menyajikan sate klatak adalah warung Sate Kambing Sor Talok. Seperti namanya, warung Sate Kambing Sor Talok berada tepat di bawah pohon kersen, atau yang populer dalam bahasa Jawa disebut talok.

Lokasi warung sate ini juga berada di area persawahan, di Jl. Pramuka, Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sate yang menjadi buruan wisata ini sudah lama ada. Awalnya Sate Kambing Sor Talok terletak di Jl Parangtritis, Dusun Manding. Namun sejak 2007 pindah ke Dusun Code ini. “Sudah lama mas, sudah sejak zaman Presiden Pak Harto dulu, ini generasi kedua” ujar Agus pemilik warung di kanal Youtube Dyodoran.

Tidak hanya sate, warung ini juga menyediakan menu lainnya seperti tongseng, tengkleng, Gulai, dan kicik. “Ada sate, tongseng, tengkleng, dan kicik juga” sambung Agus.

Pakar kuliner, William Wongso dan mendiang Bondan Winarno, pun pernah berkunjung ke warung sate kambing ini. Ciri khas atau yang membedakan warung sate ini dengan warung sate lainnya adalah daging yang digunakannya.

Daging yang digunakan menggunakan daging kambing muda. Seperti pada umumnya sate klatak, warung ini menggunakan tusuk sate dari besi. Tujuannya tidak lain agar kematangannya merata.

Harga bersahabat

Untuk harga, warung makan ini sangat bersahabat. Hanya dengan Rp45.000, pengunjung sudah bisa menikmati satu porsi sate, tongseng, atau gulai lengkap dengan nasi dan minumnya.

Sate yang dihidangkan semakin nikmat dengan tambahan cabe rawit, bawang merah, tomat, kubis dan mentimun. Untuk rasa, sate ini sudah tidak bisa diragukan lagi, apalagi di tambah dengan kuah gulai.

“Yang pertama terasa adalah rasa merica, the best sih. Dagingnya masih kenyal, menggunakan daging bagian paha. Menurutku, kekentalan gulainya itu pas. Terus rempah-rempah khas Jogja. Bawang gorengnya itu banyak, membuat cita rasa gulai semakin gurih,” ucap Dyo, sapaan Dyodoran.

Untuk olahan tongseng rasanya tidak berbeda. “Tekstur dari dagingnya tidak berbeda, karena daging yang digunakan masih sama. Menggunakan daging kambing muda semuanya,” sambung Dyo.

Ciri khas dari tongseng di sini adalah aroma sangit “masih ada semugi sangit, karena arang itu yang menambah kenikmatan,” tuntas Dyo.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.