Taman Bojana Kudus Dihuni PGOT, Begini Respon Satpol PP

Sejumlah pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) diketahui menghuni lorong Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana dan tak terselesaikan.

Taman Bojana Kudus Dihuni PGOT, Begini Respon Satpol PP Ilustrasi. Dua PGOT tertidur di salah satu lorong Taman Bojana, belum lama ini. (Murianews-Istimewa)

Semarangpos.com, KUDUS — Sejumlah pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) diketahui menghuni lorong Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana. Satpol PP Kudus berjanji akan melakukan penertiban terhadap PGOT yang menghuni lorong-lorong fasilitas umum tersebut.

Para PGOT tersebut pada umumnya datang ke Taman Bojana pada malam hari untuk tidur di tempat itu. Mereka kemudian bangun dan pergi pada pagi harinya.

Nazarudin, salah satu pengunjung Taman Bojana mengaku memang cukup terganggu dengan adanya gelandangan yang terkadang menghuni lorong-lorong pusat kuliner khas Kudus tersebut. “Semoga dinas terkait bisa menertibkan,” harapnya.

Ikan Arwana Koleksi Pria Sukoharjo Digoreng Ayah, Apa Pasal?  

Satuan Polisi Pamong Praja Kudus yang menerima informasi itu menyatakan terus melakukan penertiban pada PGOT yang kedapatan menghuni lorong-lorong pusat kuliner tersebut. Namun, kilah Kepala Satpol PP Kudus Djati Solechah, karena tak adanya pembinaan jangka panjang maka para gelandangan itu akhirnya dikembalikan ke daerah asal mereka.

“Kami terus melakukan penertiban, setiap hari pasti ada yang kami bawa dan kami bina, tak hanya dari Taman Bojana saja,” kata Djati Solechah, Rabu (17/6/2020) sore.

Hanya saja, lanjut dia, yang jadi persoalanan adalah pembinaan jangka panjang dari para para PGOT ini. “Kami akui kami kesulitan lakukan pembinaan jangka panjang,” ujarnya.

Sara Wijayanto Kerasukan Hantu Perempuan Mirip Zombie  

Djati mengatakan pihaknya bisa saja menjaring puluhan PGOT setiap harinya. Kemudian dilakukan pembinaan di Kantor Satpol PP. Namun setelahnya, karena tak memiliki fasilitas lanjutan, pihaknya pun mengembalikan mereka ke pihak keluarga.

“Itu tidak menjamin mereka tidak akan turun lagi ke jalan. Belum lagi dengan mereka yang tak memiliki rumah, bahkan keluarga,” terangnya.

Lama-Lama Menumpuk

Dia menambahkan, bisa saja para PGOT yang terjaring dimasukkan ke dalam rumah singgah. Namun lama kelamaan, lanjut dia, tentunya akan menumpuk. “Belum di tengah pandemi seperti ini, makin banyak orang yang mungkin finansialnya semakin terdampak,” lanjutnya.

Jarang Disorot, Dian Ekawati Juga Istri Didi Kempot

Pihaknya juga menyebut permasalahan PGOT ini bukan hanya kewajiban pihaknya semata. Melainkan sejumlah unsur-unsur terkait yang juga masih memiliki sangkutan dalam masalah ini. “Kami terus melakukan pembinaan, tapi jangka panjangnya, kami belum punya solusi,” akunya.

Sementara bulan Januari hingga Juni 2020, pihak Satpol PP menyebut sudah melakukan penertiban dan pembinaan pada PGOT, anak jalanan dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kurang lebih seratus orang.

Kebanyakan yang dibina, juga adalah orang-orang yang sama yang telah beberapa kali terkena razia. “Terus terang kami belum bisa menjawab pertanyaan mereka mau diapakan dan dikemanakan. Itulah yang harusnya jadi PR bersama, tidak hanya Satpol PP saja,” jelas Djati.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.