Bantuan Pemerintah Sragen Berupa Sembako Akhirnya Mengalir kepada Mbah Sumiyem
Dinas Sosial Sragen menindaklanjuti informasi tentang nenek renta Mbah Sumiyem di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, yang tak pernah mendapat bantuan pemerintah.
Semarangpos.com, SRAGEN – Dinas Sosial Sragen menindaklanjuti informasi adanya nenek-nenek bernama Mbah Sumiyem yang hidup di gubuk reyot di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, yang tak pernah mendapat bantuan pemerintah.
Petugas dari Dinas Sosial Sragen, Rabu (29/4/2020) memberikan bantuan kepada Mbah Sumiyem.
Kepala Dinsos Sragen, Joko Saryono, mengungkapkan kepada Semarangpos.com bantuan berupa sembako itu diberikan setelah pihak Dinsos Sragen mendengar kisah Sumiyem yang hidup sebatang kara.
Ini Pesan Gubernur Jateng ke Buruh untuk May Day…
“Begitu mendengar ada informasi itu, saya menindaklanjutinya meminta petugas untuk menyalurkan bantuan sembako,” ujar Joko.
Sementara itu, Ketua RT 50, Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Suraji, membenarkan selama ini Mbah Sumiyem jarang mendapat bantuan dari pemerintah. Dia memang pernah tercatat sebagai penerima bantuan beras untuk warga miskin (raskin) beberapa tahun silam. Namun, tanpa alasan yang jelas, bantuan raskin itu tiba-tiba dihentikan.
“Dulu ada enam warga saya yang rutin dapat bantuan raskin. Salah satunya Mbah Cip [sapaan akrab Sumiyem] itu. Seiring berjalannya waktu, penerima bantuan berkurang jadi tiga warga lalu jadi satu warga. Mbah Cip sempat protes karena bantuan beras dihentikan. Saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ada pengurangan kuota penerima bantuan beras,” paparnya.
Penyekapan Warga Sidowayah Klaten Terkuak, Perempuan Bakul Sate Ditangkap Polisi
Diberitakan Semarangpos.com sebelumnya, Sumiyem sempat mendapatkan tawaran bantuan sosial untuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni. Namun, bantuan itu batal diterima lantaran janda renta di Sragen itu tidak bisa menyediakan uang tambahan.
Swadaya Warga
Menanggapi hal tersebut, Joko Suyono mengatakan semestinya ada bantuan lain yang diupayakan untuk Sumiyem.
“Soal bantuan RTLH yang batal diterima, itu bukan wilayah kerja kami. Tapi mestinya [dana pendamping] itu bisa diupayakan lewat cara lain. Misal swadaya warga sekitar. Namanya orang tidak mampu mestinya tidak diminta siapkan dana itu,” sambung dia.
Gubernur Jateng Sidak Posko PKM di Kota Semarang
Sumiyem yang telah 35 tahun menjadi janda hidup sebatang kara di Kampung Sidomulyo, Sragen. Dia mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Selama ini dia hidup dari belas kasihan tetangganya. Para tetangga di sekitarnya memberikan beragam bantuan termasuk makanan kepada janda lima anak itu.
Kelima anak Sumiyem telah berkeluarga dan hidup di perantauan. Ada tiga anaknya yang hidup di Jawa Timur dan Jawa Barat. Sementara dua lainnya di Sragen.
Bantuan Sembako Di Sragen Jadi Dilema, Ketua RT Perlu Siap Mental Diomeli Warga
Salah satu anaknya cukup sering mengunjungi Mbah Sumiyem. Sang anak biasanya memberikan uang sekitar Rp70.000 kepada Sumiyem setiap pekan jika ada rezeki.
Baca Juga
- Ini 5 Bantuan yang Cair Pada November 2021
- 3.770 Keluarga Miskin di Salatiga Peroleh 30 Kg Beras Medium
- Aktif Ronda, Warga Dawung Tengah Solo Dapat Bantuan 80 Paket Sembako dari Polsek
- Janda Tua Penghuni Rumah Gedek di Sragen Ternyata Tak Mau Dibantu Anaknya
- Bantuan Sembako Di Sragen Jadi Dilema, Ketua RT Perlu Siap Mental Diomeli Warga
- Nenek Renta di Sragen Ini Tak Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah, Mengherankan Bukan?
- Ambil Bantuan Sembako di Salatiga Kini 1 Jam Hanya untuk 10 Orang
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.