Bantuan Pemerintah Sragen Berupa Sembako Akhirnya Mengalir kepada Mbah Sumiyem

Dinas Sosial Sragen menindaklanjuti informasi tentang nenek renta Mbah Sumiyem di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, yang tak pernah mendapat bantuan pemerintah.

Bantuan Pemerintah Sragen Berupa Sembako Akhirnya Mengalir kepada Mbah Sumiyem Mbah Sumiyem, 72, di rumah berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu di Kampung Sidomulyo, RT 050/RW 015, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Selasa (28/4/2020). (Semarangpos-Moh. Khodiq Duhri)

Semarangpos.com, SRAGEN – Dinas Sosial Sragen menindaklanjuti informasi adanya nenek-nenek bernama Mbah Sumiyem yang hidup di gubuk reyot di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, yang tak pernah mendapat bantuan pemerintah.

Petugas dari Dinas Sosial Sragen, Rabu (29/4/2020) memberikan bantuan kepada Mbah Sumiyem.

Kepala Dinsos Sragen, Joko Saryono, mengungkapkan kepada Semarangpos.com bantuan berupa sembako itu diberikan setelah pihak Dinsos Sragen mendengar kisah Sumiyem yang hidup sebatang kara.

Ini Pesan Gubernur Jateng ke Buruh untuk May Day…

“Begitu mendengar ada informasi itu, saya menindaklanjutinya meminta petugas untuk menyalurkan bantuan sembako,” ujar Joko.

Sementara itu, Ketua RT 50, Kampung Sidomulyo, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Suraji, membenarkan selama ini Mbah Sumiyem jarang mendapat bantuan dari pemerintah. Dia memang pernah tercatat sebagai penerima bantuan beras untuk warga miskin (raskin) beberapa tahun silam. Namun, tanpa alasan yang jelas, bantuan raskin itu tiba-tiba dihentikan.

“Dulu ada enam warga saya yang rutin dapat bantuan raskin. Salah satunya Mbah Cip [sapaan akrab Sumiyem] itu. Seiring berjalannya waktu, penerima bantuan berkurang jadi tiga warga lalu jadi satu warga. Mbah Cip sempat protes karena bantuan beras dihentikan. Saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ada pengurangan kuota penerima bantuan beras,” paparnya.

Penyekapan Warga Sidowayah Klaten Terkuak, Perempuan Bakul Sate Ditangkap Polisi

Diberitakan Semarangpos.com sebelumnya, Sumiyem sempat mendapatkan tawaran bantuan sosial untuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni. Namun, bantuan itu batal diterima lantaran janda renta di Sragen itu tidak bisa menyediakan uang tambahan.

Swadaya Warga

Menanggapi hal tersebut, Joko Suyono mengatakan semestinya ada bantuan lain yang diupayakan untuk Sumiyem.

“Soal bantuan RTLH yang batal diterima, itu bukan wilayah kerja kami. Tapi mestinya [dana pendamping] itu bisa diupayakan lewat cara lain. Misal swadaya warga sekitar. Namanya orang tidak mampu mestinya tidak diminta siapkan dana itu,” sambung dia.

Gubernur Jateng Sidak Posko PKM di Kota Semarang

Sumiyem yang telah 35 tahun menjadi janda hidup sebatang kara di Kampung Sidomulyo, Sragen. Dia mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

Selama ini dia hidup dari belas kasihan tetangganya. Para tetangga di sekitarnya memberikan beragam bantuan termasuk makanan kepada janda lima anak itu.

Kelima anak Sumiyem telah berkeluarga dan hidup di perantauan. Ada tiga anaknya yang hidup di Jawa Timur dan Jawa Barat. Sementara dua lainnya di Sragen.

Bantuan Sembako Di Sragen Jadi Dilema, Ketua RT Perlu Siap Mental Diomeli Warga

Salah satu anaknya cukup sering mengunjungi Mbah Sumiyem. Sang anak biasanya memberikan uang sekitar Rp70.000 kepada Sumiyem setiap pekan jika ada rezeki.

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.