Dari Gendongan, Soto Bangkong Semarang Jadi Legenda

Soto Bangkong adalah karya kuliner yang dianggap melegenda oleh masyarakat Kota Semarang.

Dari Gendongan, Soto Bangkong Semarang Jadi Legenda Satu porsi Soto Bangkong Semarang dengan lauk sate telur puyuh, tempe, tahu, dan perkedel. (Instagram—ivonnenatalia)

Semarangpos.com, SEMARANG – Jika berlibur ke Kota Semarang dan mencari karya kuliner soto, masyarakat setempat pasti merekomendasikan Rumah Makan Soto Bangkong. Salah satu karya kuliner yang melegenda itu dulunya dijual dengan cara digendong.

Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari berbagai sumber, Selasa (14/4/2020), Soto Bangkong sudah ada sejak tahun 1946. H. Soleh Soekarno adalah pemilik soto legendaris khas Kota Semarang itu.

Karno—sapaan akrab H. Soleh Soekarno—adalah seorang perantau yang berasal dari Solo. Dengan bermodal kemampuan membuat soto, ia dan sang istri akhirnya mencoba berjualan kuliner berkuah itu. Dulunya, Karno berjualan dengan cara dipikul dari rumah ke rumah.

Gadis Indigo Lihat Kuntilanak Peliharaan di Bekas Kantor Semarang

Setelah berjualan keliling dalam kurun waktu lima tahun, Karno dan istri sepakat untuk membuka sebuah warung soto. Sampai saat ini, warung makan tersebut terkenal dengan nama Soto Bangkong.

Dalam bahasa Jawa, “bangkong” memiliki makna “kodok”. Tapi jangan salah, soto yang melegenda ini tidak dibuat dari daging kodok. Para pelangganlah yang memberi nama warung milik Karno dengan sebutan “bangkong”.

Usut punya usut, lokasi warung yang berada di area perempatan Bangkong Kota Semaranglah yang membuat para pelanggan menamai soto milik Karno menjadi Soto Bangkong.

Pria Penampar Perawat Gara-Gara Masker di Semarang Ditangkap

Lokasi Soto Bangkong tepatnya berada di sebelah kantor Pos Semarang atau Jl. Brigjen Katamso No. 1, Kota Semarang. Pelanggan dapat menikmati soto buatan Karno ini mulai pukul 07.00 WIB sampai 22.00 WIB.

Rasa otentik yang menyambut lidah para pelanggan saat mencicipi soto milik Karno membuat kuliner ini tetap bertahan meski warung-warung soto yang lain mulai muncul di Semarang.

Kuah Khas

Soto Bangkong memiliki kuah khas yang diberi tambahan kecap di dalamnya. Karno memproduksi kecap sendiri dengan tekstur tidak terlalu kental seperti kecap pada umumnya. Itulah sebabnya kuah soto milik Karno itu berwarna bening agak kecokelatan.

Mangkuk yang digunakan Karno berukuran kecil dengan pinggirannya yang tinggi. Saat disajikan, pelanggan akan menemui suwiran daging ayam kampung, irisan tomat, bihun, tauge, dan taburan bawang.

KBM Daring di Jateng Diperpanjang Hingga Akhir April

Bagi pelanggan yang tidak suka makan soto langsung bersama nasi, tidak usah khawatir. Di sana, pelanggan bisa meminta nasinya dipisah. Soto Bangkong juga menyediakan lauk seperti sate ayam, sate kerang, sate telur puyuh, tempe, tahu, dan perkedel.

Untuk harga, pelanggan sudah bisa menikmati seporsi soto yang melegenda itu dengan merogoh kocek Rp15.000 sampai Rp25.000. Harga yang terjangkau untuk sebuah kuliner yang terkenal di Semarang.

Karena kondisi saat ini diwarnai dengan Covid-19, akan lebih baik jika menikmati Soto Bangkong dengan cara take away atau dibawa pulang. Lebih baik menjaga kesehatan daripada tidak bisa menikmati soto yang melegendainibukan?

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.