Di Semarang, APVI Akui Kenaikan Cukai Paksa Perokok Pindah Vape

Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Eko Prio H.C. mangatakan naiknya cukai rokok membuat masyarakat berlaih menggunakan rokok elektrik.

Di Semarang, APVI Akui Kenaikan Cukai Paksa Perokok Pindah Vape Ilustrasi penikmat vape. (Bisnis-Reuters)

Semarangpos.com, SEMARANG — Kenaikan tarif cukai rokok yang diberlakukan pemerintah mulai awal tahun ini diyakini membuat masyarakat beramai-ramai pindah ke rokok elektrik atau vape. Pasalnya, cukai liquid atau cairan vape, pada tahun ini tidak mengalami kenaikan.

Pada tahun ini, cukai hasil tembakau mengalami kenaikan sekitar 22%. Ketua Bidang Produksi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Eko Prio H.C. mangatakan naiknya cukai rokok membuat masyarakat berlaih menggunakan rokok elektrik karena dinilai lebih murah dibandingkan rokok.

“Perpindahan dari rokok ke vape mungkin akan ada pada tahun ini, pada tahun 2019 misalnya, pertumbuhan pengguna vape di Indonesia mencapai 375%,,” katanya, Senin (13/1/2020)

Dia menerangkan, pada tahun 2020 ini, cukai liquid vape tidak mengalami kenaikan. Pasalnya tahun 2018 lalu, cukai untuk liquid vape  langsung dikenakan biaya cukai tertinggi sebesar 57%.

“Kalau tahun ini ngga ada kenaikan untuk cukai vape, bahkan mungkin tidak ada. Namun untuk harga jual eceran mungkin tetap akan ada kenaikan,” jelasnya.

Terkait besarnya perpindahan, pengguna rokok tembakau ke rokok elektrik, lanjut pria yang akrab disapa Eko ini, diprediksi akan berkisar di angka kurang dari 50%. Selain karena rokok lebih mahal dibandingkan vape, masyarakat saat ini lebih peka terhadap kesehatan sehingga memilih menggunakan vape.

“Potensi peralihannya lebih besar, disatu sisi pemerintah bisa mendapat cukai dari ekstraksi tembakau ke nikotin yang dibutuhkan liquid, dan disisi lain dari segi kesehatan lebih aman dibandingkan rokok,” tambahnya.

Dari data yang ada, Dari data yang ada, pengguna rokok elektrik di Indonesia saat ini mencapai 1,2 juta sampai 1,5 juta orang. Pada 2019 kemarin, jumlah liqiud yang dihasilkan mencapai 30 juta botol, naik 30% dibandingkan tahun 2018 lalu yang ada diangka 10 juta botol.

“Untuk market share pengguna vape tertinggi masih ada di Pulai Jawa, angkanya mencapai 35%. Produksi liquid sendiri, seiring dengan perpindahan ini, juga dipastikan akan ada kenaikan,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pendiri komunitas vape Semarang, Dhony Fajar menambahkan jika perpindahan dari rokok ke rokok elektrik dimungkinkan bisa terjadi. Apalagi seiring berkembangnya komunitas vape di Jateng ataupun Semarang yang saat ini semakin besar.

“Perpindahan pasti ada, apalagi tidak ada kenaikan untuk cukai liquid vape. Kalau terkait berapa besarannya, belum bisa diprediksi secara rinci,” tambahnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.