Ini Dia Alasan Jaka Poleng Jadi Pelindung Kabupaten Brebes

Jaka Poleng dipahami masyarakat sebagai pelindung Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Eksistemsinya dipicu cerita rakyat yang melegenda.

Ini Dia Alasan Jaka Poleng Jadi Pelindung Kabupaten Brebes Ilustrasi Laksito atau masyarakat Kabupaten Brebes menyebutnya Jaka Poleng. (Youtube—Dongeng Kita)

Semarangpos.com, BREBES – Siapa yang belum tahu legenda Jaka Poleng? Sebuah cerita rakyat tentang pelindung Kabupaten Brebes. Sebelum menjadi orang berpengaruh, ia hanyalah seorang lelaki biasa. Mau tahu alasannya?

Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari Youtube channel Dongeng Kita, Selasa (9/6/2020), lokasi Kabupaten Brebes berada di antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur.

Dongeng tersebut bermula saat ada seorang lelaki muda bernama Laksito. Pekerjaannya pemuda itu sebagai pemelihara kuda di kediaman Bupati Brebes. Setiap hari, ia selalu memberi makan, memandikan, dan tak lupa membersihkan kandangnya.

Di Alas Ketonggo Srigati Ngawi, Sara Wijayanto Mulai Bisa Komunikasi dengan Hantu

Dulu, jika memiliki hewan peliharaan, orang Jawa wajib memberinya julukan “kiai”. Seperti kuda milik Bupati Brebes yang dirawat Laksito. Nama hewan gagah tersebut Kiai Genta.

Seperti pagi pada umumnya, Laksito bangun dengan suasana hati yang gembira. Ia menyapa Mak Ojah yang bekerja sebagai pembantu di kediaman Bupati Brebes.

Tertidur Pulas

Ia lantas memberi makan Kiai Genta dengan rumput hijau yang segar. Setelah menyelesaikan tugasnya memberi makan, ia langsung bergegas mencari rumput di sawah untuk persediaan Kiai Genta.

Objek Wisata di Tawangmangu Masih Tutup, Masyarakat Sudah Padati Jalan…

Laksito keasyikan mencari rumput sampai tidak sadar jika hari sudah siang. Karena lelah, ia beristirahat sebentar di bawah pohon yang rindang. Namun, lama-kelamaan, ia tertidur dengan pulasnya.

Tiba-tiba, ada seekor ular berwarna kuning dan hitam lewat dihadapannya. Ia sontak terbangun dan kaget bukan main.

Di kepala ular tersebut, Laksito melihat sebuah mahkota berlapis emas. Masih dengan perasaan kaget, ia pun mengikuti kemana ular itu melata.

Disbudpar Kota Semarang Tunjukkan Cara Berwisata Saat New Normal  

Ular bermahkota emas itu bersembunyi di balik semak belukar. Laksito hanya bisa melihat ekornya yang bergerak. Ia menunggu lama hingga akhirnya ular tersebut menghilang.

Laksito masih penasaran dan langsung mendatangi semak belukar tempat ular tersebut bersembunyi. Ia sangat terkejut karena menemukan sisik ular yang mengelupas. Anehnya lagi, sisik tersebut berupa emas yang berkilau.

Dengan senang hati ia membawa sisik emas itu pulang ke kediaman bupati. Sambil membawa kantong berisi rumput segar, ia langsung mengunjungi kandang Kiai Genta. Baru masuk beberapa langkah, kuda tersebut langsung meloncat ketakutan.

Indah Namun Berbahaya, Yuk Intip White Canyon di Grobogan…

Ia pun merasa kaget dan akhirnya mencoba mengunjungi dapur untuk menemui Mak Ojah. Laksito menyapa perempuan tua itu dan bertanya sedang apa. Namun, bukannya menjawab sapaannya, Mak Ojah malah kebingungan.

Suara Tanpa Wujud

Perempuan tua itu sampai ketakutan karena ia mendengar suara Laksito namun tidak melihat wujud lelaki muda itu. Mak Ojah langsung berteriak meminta tolong. Laksito yang menyaksikan hal itu langsung bingung bukan main.

Laksito terkejut karena Mak Ojah tidak bisa melihat badan lelaki itu. Bupati Brebes yang saat itu mendengar teriakan perempuan tua itu langsung mendatangi Mak Ojah. Setelah bupati tersebut datang, Laksito langsung bersuara untuk membuktikan keberadaanya.

Ini Dia Spot Wajib Bila Berlibur ke Kota Lama Semarang

Bupati Brebes langsung percaya jika suara itu adalah milik Laksito. Ia menyuruh pemuda itu untuk menceritakan kejadian yang membuatnya menjadi tak kasat mata. Setelah mendengar cerita Laksito, si bupati langsung bertanya perihal emas yang dibawa pemuda itu.

Seakan lupa diri, bupati ingin merebut emas yang dibawa Laksito. Karena pemuda itu lebih kuat, emas tersebut berhasil direbut dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Namun naas, secara tidak sengaja, sisik emas itu malah tertelan.

Secara ajaib tubuh Laksito langsung menghilang. Bupati yang melihat itu langsung meminta maaf dan meminta pemuda itu untuk bekerja sebagai penjaga Kabupaten Brebes. Namun, bupati memberinya nama “Jaka Poleng” karena ia telah memakan sisik ular poleng.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.