Dewi Ruyung Wulan Kabur dari Pernikahannya di Legenda Kabupaten Pati

Awal mula nama Pati berkaitan dengan cerita Dewi Ruyung Wulan yang kabur dari pernikahannya. Ki Sapanyana dalam legenda Kabupaten Pati.

Dewi Ruyung Wulan Kabur dari Pernikahannya di Legenda Kabupaten Pati Tangkapan layar terkait legenda Kabupaten Pati dari unggahan video Soma Channel di Youtube, Selasa (19/5/2020). (Youtube-Soma Channel)

Semarangpos.com, PATI — Kabupaten Pati berada di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya bernama Pati. Konon, awal mula nama Pati berkaitan dengan cerita Dewi Ruyung Wulan yang kabur dari pernikahannya. Ki Sapanyana beserta kedua adiknya juga melarikan diri dari tempat itu.

Kadipaten Paranggaruda mengawinkan putranya, Menak Jasari, dengan putri Adipati Carangsaka bernama Dewi Ruyung Wulan seperti yang disarikan Semarangpos.com, Rabu, (19/8/2020), dari video unggahan Soma Channel di Youtube pada 19 Mei 2020. Sang putri terpaksa menikah meskipun tidak menyukai Menak Jasari yang cacat, berwajah jelek, dan berpikiran serta berkelakuan tidak sopan kepadanya.

Dewi Ruyung Wulan memikirkan rencana untuk dapat mengulur waktu pernikahan. Ia pun berpesan kepada Ki Sapanyana, seorang dalang, untuk memainkan cerita pewayangan yang sedih pada hari pernikahan yang normalnya berlangsung dengan bahagia itu. Jika permintaannya tidak terpenuhi, maka dia tidak mau duduk di singgasana pengantin.

Di Sukoharjo, Guru Ngaji Dihajar Hingga Babak Belur

Di hari pernikahan, Dewi Ruyung Wulan terpesona kepada Ki Sapanyana yang lebih tampan dari sang calon suami dan pandai memainkan wayang. “Bawa aku lari, Kakang Sapanyana! Kalau tidak, lebih baik aku mati saja!” serunya.

Dalang Sapanyana terkejut. Dengan kesaktiannya, ia mampu mematikan semua lampu yang berada di Kadipaten Carangsaka. Lalu, ia melarikan diri dan diikuti oleh kedua adiknya serta Dewi Ruyung Wulan.

Setelah lampu menyala lagi, Adipati Paranggaruda langsung mengerahkan prajurit untuk mengejar orang-orang tadi. Para prajuritnya memasuki rumah-rumah di desa dengan tidak sopan, bahkan sampai merusak segala perabotan di dalamnya. Hal tersebut membuat Adipati Carangsaka merasa tidak senang.

Daun Kelor Bisa Atasi Serangan Gaib, Bagaimana Caranya?

Keempat orang yang kabur tiba di wilayah Majasemi. Mereka merasa dehidrasi. Mau tak mau, mereka mencuri semangka atau mentimun di suatu sawah.

Ki Sapanyana Bertarung

Raden Kembangjaya, pemilik sawah dan adik dari Panewu Sukmayana, berhasil memergoki mereka. Dia tidak mengira bahwa manusialah yang selama ini merusak tanaman mereka. Kemudian, lelaki itu beserta beberapa anak buahnya bertarung melawan Ki Sapanyana.

Namun, Sapanyana kalah sakti dari Kembangjaya. Dia pun mengaku kalau mencuri karena terpaksa. “Yang namanya maling juga terpaksa semua,” sindir Raden Kembangjaya.

Cinta Antara Pembantu dan Putri Adipati Jadi Asal-Usul Baturraden

Pada akhirnya, keempat orang tadi menjadi tawanan Raden Kembangjaya. Mereka pun menceritakan hal-hal yang menjadi dasar atas kejadian tersebut kepada Panewu Sukmayana.

Alih-alih menjatuhi hukuman, Sukmayana justru memperbolehkan mereka untuk tinggal di rumahnya karena merasa iba. “Tinggal di sini semaumu. Masalah Paranggaruda, biar kami yang menghadapinya,” ujarnya.

Sebagai balas budi, Ki Sapanyana mempersilakan Kembangjaya dan Sukmayana untuk memperistri kedua adiknya. Sementara itu, Dewi Ruyung Wulan akan dipulangkan kepada sang ayah, yaitu Adipati Carangsaka.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.