Jadi Tren, Bersepeda saat New Normal Perlu Perhatikan Protokol Kesehatan, Begini Caranya…
Saat ini bersepeda jadi tren di masyarakat. Berlakunya new normal di tengah pandemi Covid-19 ini banyak orang menggemari kegiatan bersepeda.
Semarangpos.com, SOLO — Saat ini bersepeda jadi tren di masyarakat. Berlakunya new normal atau kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19 ini banyak orang menggemari kegiatan bersepeda.
Di dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum juga usai, bersepeda jadi tren. Itu cukup beralasan bila sebagian orang berpikir dua kali untuk menggunakan transportasi publik. Mengingat padatnya penumpang dikhawatirkan akan menjadi hotspot penularan virus Corona atau Covid-19.
Sebagian orang mungkin akan beralih ke sepeda. Bagi yang jarak tempuh menuju tempat kerjanya tidak terlalu jauh, bersepeda akan meminimalkan kontak dengan banyak orang. Hal itu tentu mengurangi potensi saling menularkan virus.
Mulai 12 Juni, KAI Semarang Layani 10 Perjalanan, Mana Saja…
“Bersepeda jauh lebih aman dibanding dengan angkutan umum,” ujar Ketua Komunitas Bike To Work [B2W] Indonesia, Poetoet Soedarjanto kepada detikcom, Selasa (2/6/2020).
Meski demikian, Poetoet juga menyarankan untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan dalam bersepeda di era kenomalan baru.
Protokol Kesehatan
“Perhatikan protokol kesehatan dalam bersepeda, mulai jumlah orangnya maksimumnya berapa. Jarak antar sepedanya juga diperhatikan, kecepatannya juga,” tambahnya.
Santap Makanan Hajatan, Belasan Warga Getasrejo Grobogan Keracunan
Berikut protokol kesehatan dalam bersepeda di era new normal menurut Bike To Work (B2W) Indonesia seperti dilansir detikcom belum lama ini.
Persiapan:
Perhatikan imbauan pemerintah dan daerah yang aman dari Covid-19. Jaga kebersihan sepeda, terutama bagian yang bersentuhan dengan tangan.
Bersihkan diri dan cuci tangan dengan sabun.
Kejaksaan Segel Ruangan Kantor PDAM Kudus
Hindari droplet dengan pakaian berlengan panjang, sarung tangan, masker, kacamata, penutup kepala, membawa handsanitizer, dan handuk kecil.
Pilih masker berbahan kain yang tidak terlalu rapat dan mengganggu pernapasan.
Membawa botol minum yang tertutup plastik dan alat makan sendiri.
Saat Istirahat:
Cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer.
Bersihkan tangan dan wajah dengan tisu atau gunakan handuk kecil.
Utamakan jaga jarak atau physical distancing saat beristirahat.
Selalu gunakan masker, kecuali saat makan dan minum.
Hindari berbagi bekal pribadi dengan orang lain seperti, botol minum dan makanan.
Istirahat secukupnya, tidak perlu nongkrong terlalu lama.
Saat Bersepeda:
Utamakan bersepeda sendiri (solo), jika berkelompok, atur dalam rombongan kecil 2-5 pesepeda.
Pilih jalur yang menghindari keramaian dan daerah zona merah Covid-19.
Jaga jarak kiri-kanan antarpesepeda dan kendaraan lain minimal 2 meter.
Jaga jarak depan-belakang antar pesepeda minimal 4 meter. Semakin tinggi kecepatan bersepeda, jarak harus semakin jauh (di atas 20 meter).
Jaga jarak dan waspada terhadap pengendara kendaraan lain.
Selalu patuhi rambu lalu lintas bersepeda.
Sesampai di Rumah:
Sebelum masuk rumah, lepaskan semua perlengkapan yang digunakan.
Hindari kontak fisik dengan penghuni rumah dan menyentuh perabotan.
Penyemprotan
Semprot helm, sepatu, dan kacamata dengan cairan disinfektan.
Segera lepas pakaian, kaos kaki, sarung tangan, masker, penutup kepala lalu cuci dengan deterjen.
Segera bersihkan diri, mandi, dan keramas.
Istirahatlah dan pulihkan cairan yang hilang dari tubuh.
Jangan Dipaksakan
Bersepeda saat ini jadi tren. Belum lama ini beredar video tentang bahaya olahraga bersepeda dengan menggunakan masker. Hal ini membuat orang-orang yang senang olahraga menjadi panik dan berusaha mencari kebenaran.
Pasien Covid-19 Grobogan Tambah 2, Kini Total 31 Kasus Positif
Michael Triangto, Spesialis Kedokteran Olahraga sekaligus Direktur Slim&Health Sports Center Jakarta mengungkapkan peraturan pemerintah tentang PSBB. Yaitu mengharuskan masyarakat menggunakan masker saat berada di luar rumah. Begitu juga untuk orang yang berolahraga di luar rumah.
“Masalahnya adalah dengan menggunakan masker kita akan merasakan napas menjadi kurang lega, sesak, tidak nyaman,” tulisnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/6/2020) seperti dilansir Bisnis.com.
Lindungi diri dan orang lain
Michael mengungkapkan tujuan utama dari penggunaannya adalah untuk melindungi pemakainya dan orang lain dari kemungkinan terinfeksi virus. Terutama bila kita sedang tidak sehat.
Di Semarang, Menteri PUPR Akui Prioritaskan Cetak Sawah Baru
Bila masker digunakan saat berolahraga, maka akan menimbulkan sesak terutama pada olahraga berintensitas berat. Bila merasakan hal tersebut, maka baiknya olahraga jangan dipaksakan.
Sebelum berolahraga setiap individu sebaiknya mengetahui dengan jelas tujuan dari kegiatannya itu. Bila tujuannya sehat tentunya yang bersangkutan hanya boleh melakukan olahraganya berintensitas ringan sampai sedang saja.
“Untuk yang ingin tetap berolahraga berat tentunya tidak akan dapat dilarang. Dengan demikian boleh tetap dilakukan olahraganya namun dianjurkan dilakukan di dalam rumah sehingga tidak akan terkena kewajiban menggunakan masker,” ungkap Michael.
Pasar di Temanggung Terancam Ditutup Karena Covid-19
Michael mengatakan bahwa olahraga berintensitas berat hanya diperuntukkan bagi atlet yang mau bertanding. Tujuan kesehatan bukanlah menjadi prioritas utama mereka.
Baca Juga
- Candi Borobudur Belum Diizinkan Tambah Wisatawan
- Begini Klaim Wali Kota Semarang saat Rayakan New Normal
- Peringatan Hari Bhayangkara, Polda Jateng Siap Kawal Masyarakat ke New Normal
- Data Gubernur Dianggap Tak Update, Salatiga Kukuh New Normal
- Jokowi Sindir Kepala Daerah Terapkan New Normal Tanpa Data & Pendapat Pakar
- Layanan Wisata Zona I Borobudur di Era New Normal Disimulasikan
- Begini Cara Astra Motor Jateng Sambut New Normal…
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.