KWT Salatiga Ajak Tanam Sayur Mandiri Tekan Dampak Covid-19

Kelompok Wanita Tani alias KWT Mekar Lestari, Randuacir, Argomulyo, Salatiga, Jateng menggiatkan program pangan lestari (P2L) saat pandemi Covid-19.

KWT Salatiga Ajak Tanam Sayur Mandiri Tekan Dampak Covid-19 Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Lestari memeriksa perkembangan tanaman di rumah kaca di Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah. (Semarangpos.com-Humas Setda Salatiga)

Semarangpos.com, SALATIGA — Kelompok Wanita Tani alias KWT Mekar Lestari, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah menggiatkan program pangan lestari (P2L) untuk menekan dampak pandemi Covid-19 di bidang pangan.

Dalam sebuah rumah kaca (green house) puluhan wanita yang tergabung dalam KWT ini menanam aneka sayuran. Tanaman itu, antara lain sawi, kangkung, bayam, terong, seledri, dan cabai.

Tanaman di dalam rumah kaca itu juga disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Hasil panen tanaman tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggotanya. Sehingga secara ekonomi, turut menghemat pengeluaran di masa pandemi Covid-19.

Umbul Sidomukti Bisa Jadi Tempat Bertualang Tak Terlupakan

Ketua KWT Mekar Lestari Salatiga Elizabeth Sri Hastuti mengatakan konsep P2L tak sekadar menanam sayur lalu memanen. Lebih dari itu, anggota KWT diajak memanfaatkan lahan pekarangan melalui konsep kemandirian pangan.

Caranya adalah dengan mempertimbangkan jenis-jenis tanaman sesuai dengan diversifikasi berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumber daya pangan, dan kebun bibit. “Harapannya dengan KRPL yang dikelola mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi menuju masyarakat mandiri dan sejahtera,” terang Elizabeth, Kamis (7/5/2020).

Elizabet menambahkan dalam perjalanannya P2L yang dilakukan KWT menemui berbagai kendala. “Utamanya minat warga yang tidak konsisten dalam pengelolaan KRPL. Padahal jika ditekuni sungguh-sungguh nilai ekonominya besar,” imbuh Elizabeth.

Bakmi Jowo Pak Gareng, Sajian Kuliner Populer di Semarang

Kendala lain adalah banyaknya tanaman rusak pada musim penghujan. Pasalnya, keterbatasan ruang pada rumah kaca (green house) belum mampu menampung semua tanaman. Selain itu KWT juga belum menemukan distributor pangan yang bisa diajak bekerja sama ketika panen raya.

Diberi Pendampingan

Sejauh ini, KWT Mekar Lestrai Randuacir terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pangan Salatiga. Dinas Pangan juga melakukan pendampingan terhadap KWT terkait bimbingan teknis pertanian, bantuan bibit, maupun sarana dan prasarana (sarpras) pertanian.

Harapannya, pekarangan warga sendirilah yang akan menjadi sumber ketahanan pangan.

Panggung Kahanan Jadi Sarana Seniman Semarang Berkreasi

Plt. Kepala Dinas Pangan Salatiga, Sri Satuti, menambahkan kunci keberhasilan P2L ada pada dorongan untuk memberdayakan masyarakat. Sehingga nantinya jika pemerintah sudah lepas tangan, program itu masih bisa berjalan.

“Aktivitas pertanian yang tetap berjalan di tengah pandemic Covid-19 dapat menghemat belanja untuk kebutuhan dapur setiap hari. Hasil panen sejauh ini mampu mencukupi kebutuhan anggota keluarganya, dan tidak jarang diberikan kepada keluarga yang bukan anggota kelompok,” ujar Sri.

Bahkan, imbuh Sri, sudah ada kelompok yang mampu menjual hasil panen untuk menambah pendapatan keluarga. Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 memberi dampak pada sektor ekonomi dan finansial. Serta kelancaran distribusi bahan pangan. Peluang inilah yang semestinya ditangkap anggota KWT. Terlebih pandemi juga bertepatan dengan bulan Ramadan yang berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.