Lagi, Buruh Pabrik Plastik di Semarang Meninggal di RS Tugurejo

Ketua DPD Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan (FSP-KEP) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jateng, Ahmad Zainuddin, menilai insiden yang dialami karyawan PT RPI itu merupakan bentuk keteledoran pihak RSUD Tugurejo.

Lagi, Buruh Pabrik Plastik di Semarang Meninggal di RS Tugurejo Buruh pabrik plastik Semarang saat mendatangi RSUD Tugurejo, beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-FSP KEP KSP Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG – Belum lama berselang, RSUD Tugurejo, Kota Semarang, Jawa Tengah jadi perhatian publik setelah meninggalnya buruh pabrik PT Randugarut Plastik Indonesia di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu. Kasus kematian buruh pabrik plastik itu di fasilitas kesehatan Jateng tersebut, Jumat (10/1/2020) dini hari, berulang.

Kali ini, kasus kematian buruh pabrik PT RPI yang dirawat di RSUD Tugurejo, Kota Semarang, itu kembali terjadi. Informasi yang diperoleh Semarangpos.com, kali ini kasus kematian buruh pabrik plastik di Semarang itu menimpa di Lailatul Maskanah, 41. Ia mengalami keguguran saat dirawat di RSUD Tugurejo, Jumat pagi.

Sebelumnya, kasus tragis itu menimpa Khamim, 51, pekerja bagian sopir di PT RPI, Jumat (10/1/2020) dini hari. Ia mengalami sesak nafas saat menjalankan tugasnya mengantar pulang karyawan pabrik, Kamis (9/1/2020) malam. Ia lantas dibawa anaknya untuk menjalani perawatan di ruang instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Tugurejo. Namun, sayangnya, nyawa Khamim tak tertolong.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan (FSP-KEP) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Zainuddin, menilai insiden yang dialami karyawan PT RPI itu merupakan bentuk keteledoran pihak RSUD Tugurejo. Pernyataan Zainuddin itu dipicu kasus serupa yang sebelumnya dialami Suwarti, 54, warga Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Suwarti juga meninggal dunia seusai menjalani perawatan di RSUD Tugurejo, Selasa (7/1/2020).

“RSUD Tugurejo itu sebenarnya rumah sakit atau rumah mati. Kurun waktu tidak ada sepekan, tiga anggota keluarga besar kami meninggal di situ,” ujar Zainuddin kepada Semarangpos.com, Jumat malam.

Zainuddin pun menyangsikan kredibiltas RSUD Tugurejo dalam melayani pasien dari kalangan buruh. Ia juga menyangsikan predikat RSUD Tugurejo sebagai rumah sakit dengan pelayanan terbaik se-Indonesia dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) pada 2018 lalu. “Ternyata janji-janji perbaikan pelayanan RS ini bohong belaka. Apa masih kurang keras kami dalam menyampaikan keluhan?” tutur Zainuddin.

Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tugurejo Semarang, dr. Nugroho, mengaku telah menjalankan prosedur yang sesuai dengan aturan dalam menangani seluruh pasien, termasuk dari kalangan buruh atau pekerja PT RPI. “Pada prinsipnya kita sudah melakukan penanganan sesuai tata laksana yang semestinya. Saat datang, kondisi pasien memang sesak nafas berat [Khamim]. Kemudian, kita lakukan pengelolaan di IGD. Tapi, pasien tidak tertolong,” ujar Nugroho saat dihubungi Semarangpos.com, Sabtu (11/1/2020).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.