Nasi Berkat Warga Sukoharjo Pengobat Rindu

Nasi berkat seperti yang dijual pasangan suami istri asal Sukoharjo ini bisa menjadi obat kangen selama berlaku larangan hajatan akibat pandemi Covid-19.

Nasi Berkat Warga Sukoharjo Pengobat Rindu Nasi berkat yang dijual warga Sukoharjo bisa jadi obat kangen selama masa pandemi Covid-19. (Semarangpos-Indah Septiyaning W)

Semarangpos.com, SUKOHARJO — Sega berkat alias nasi berkat khas wilayah sisi selatan Solo Raya sebagaimana dijual pasangan suami istri Agus Widanarko, 39, dan Vivitsari, 34, di Sukoharjo, Jawa Tengah terkenal lezat. Karena sudah mulai langka, sega berkat itu kini juga bisa menjadi obat kangen.

Seperti diketahui, racikan sega berkat yang berisi nasi, oseng sohun, serundeng, oseng cabai, sambal goreng kentang, dan beberapa lauk lain biasanya hanya dijumpai saat ada hajatan. Namun, belakangan hari ini penganan itu terasa langka karena pandemi Covid-19 membuat hajatan dan segala bentuk kegiatan yang mengundang keramaian dilarang.

Alhasil, nasi berkat seperti yang dijual pasutri asal Sukoharjo itu pun semakin jarang dijumpai. Tak mengherankan jika sega berkat itu menjadi viral belakangan hari ini di kalangan masyarakat Soloraya.

FIFA Setuju Stadion Manahan Solo Jadi Venue Piala Dunia U-20 2021

Sajian kuliner khas daerah ini kini banyak dijajakan secara online selama pandemi Covid-19. Termasuk Agus Widanarko dan  Vivitsari yang berjualan nasi berkat di timur RSUD Ir. Soekarno, Sukoharjo.

nasi berkat sukoharjo
Nasi berkat yang dijual warga Sukoharjo bisa jadi obat kangen selama masa pandemi Covid-19. (Istimewa)

Dibungkus Daun Jati

Pasangan ini memilih menjual nasi berkat khas Wonogirinan. Berbungkus daun jati, sega berkat itu berisi nasi, sambal cabai hijau, bihun, sambal goreng kentang dan terik daging sapi.

Layanan Wisata Zona I Borobudur di Era New Normal Disimulasikan

“Sega berkat Wonogirinan ini khas ada sambel goreng kentang dan lombok hijau asli dari Wonogiri. Bungkusnya juga pakai godong jati,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com–induk media Semarangpos.com, Kamis (2/7/2020).

Penjual nasi berkat di Sukoharjo itu mengatakan banyak pembeli yang rindu akan makan makanan tradisional itu. Selama pandemi corona, aktivitas masyarakat dibatasi termasuk dilarang menggelar hajatan.

Padahal biasanya saat musim mudik Lebaran lalu banyak warga perantauan yang mudik dan ingin menikmati nasi berkat. Begitu pula saat bulan Syawal banyak warga yang menggelar hajatan dan membagikan nasi berkat. Namun hal itu tidak bisa dilakukan karena larangan menggelar hajatan.

Renovasi Stadion Jatidiri Mandek, Ini Janji Gubernur Ganjar…

“Jadi masyarakat rindu akan nasi berkat. Ini saya rasakan saat pertama menjual nasi berkat sebulan lalu, respons pembeli sangat tinggi. Ternyata mereka pada kangen makan nasi berkat,” katanya warga Sukoharjo tersebut.

Dia pun berharap dengan menjual nasi berkat bisa menjadi berkah baik dirinya maupun pembeli. Hal ini sesuai dengan filosofi nasi berkat yang bisa memberikan berkah bagi yang memakannya.

Tak hanya berkah, nasi berkat juga rasanya nikmat jika dimakan dengan berbungkus daun jati. “Saya dan istri itu terdampak Covid-19. Kami dirumahkan sementara sejak pandemi Covid-19. Jadi kami harap nasi berkat ini menjadi berkah buat kami dan pembeli,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.