Olahan Limbah Jadi Suvenir Khas Desa Wisata Kandri

Desa Kandri merupakan salah satu desa wisata di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) yang memiliki panorama indah dan kegiatan seni budaya.

Olahan Limbah Jadi Suvenir Khas Desa Wisata Kandri Kerajinan patung karakter Desa Kandri, Kota Semarang. (Kandri Ethnic)

Semarangpos.com, SEMARANG – Sebagai sebuah desa wisata, Desa Kandri di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya.

Di desa yang memiliki sederet objek wisata seperti Waduk Jatibarang dan Goa Kreo ini juga terkenal dengan sederet event budaya dan kerajinan tangan penduduknya.

Salah satu kerajinan tangan yang cukup populer dari Desa Kandri adalah pernak-pernik suvenir yang diproduksi Omah Alas. Kerajinan tangan dengan brand Kandri Ethnic itu didirikan Muhammad Nur Husaini, atau yang karib disapa Saddam, sejak 2015 lalu.

Baca jugaInspiratif! Wanita Asal Grobogan Sukses Jual Jajanan Pasar di Dubai

Uniknya, Saddam membuat kerajinan tangan itu dari limbah organik yang ada di desa itu seperti kayu, rumput, dedaunan dan lain-lain. Limbah organik itu pun disulap menjadi aneka kerajinan tangan seperti gelang, tas, hingga patung karakter.

Saddam mengaku awal mula pembuatan Kandri Ethnic tak terlepas dari kegelisahannya untuk menciptakan suvenir atau cinderamata yang mendukung keberadaan Desa Kandri sebagai desa wisata.

“Selain itu, kami juga terinspirasi dari banyaknya sampah organik di lingkungan sekitar. Sampah itu kemudian kami olah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai seni,” ujar Saddam kepada Semarangpos.com, Rabu (14/7/2021).

Kerajinan tangan yang dibuat pun cukup unik. Misalnya patung yang dibuat terinspirasi dari aktivitas warga sekitar seperti menumbuk padi, petani mencangkul, hingga orang mencari kayu bakar.

Hasil kerajinan Kandri Ethnic ini pun dijual dengan harga mulai Rp50.000 hingga jutaan rupiah. Tak hanya diperuntukkan bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Kandri, kerajinan Kandri Ethnic juga dipasarkan ke luar negeri seperti Jepang.

“Kalau soal pameran memang kami enggak pernah sampai ke luar negeri. Tapi, kalau barangnya dipasarkan sampai ke mancanegara iya,” tutur Saddam.

Pemilik Kandri Ethnic, Muhammad Nur Husaini atau yang karib disapa Saddam, tengah mengajari cara membuat kerajinan dari limbah organik kepada wisatawan yang berkunjung di galeri Omah Alas, Desa Kandri, Kota Semarang, beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-Kandri Ethnic)

Untuk pembuatan suvenir khas Desa Kandri ini, Saddam mengaku turut melibatkan pemuda atau warga di desanya.

Kegiatan Budaya

Mereka tak hanya dilibatkan dalam pembuatan kerajinan, tapi juga berbagai aktivitas kesenian dan budaya di Omah Alas.

“Tak hanya warga sekitar, di Omah Alas kami juga melibatkan para mahasiswa seperti dari Unnes. Wisatawan yang ingin berkunjung dan belajar kebudayaan juga bisa datang ke Omah Alas,” tutur Saddam.

Baca juga: Mahfud MD Kritik Penulis Cerita Sinetron Ikatan Cinta, Pakar Hukum Undip Beri Sindiran

Sementara itu Sekretaris Desa Kandri, Masduki, mengatakan Kandri Ethnic bukan satu-satunya kegiatan ekonomi kreatif warga yang mendukung keberadaan Desa Kandri sebagai desa wisata.

Ada berbagai kegiatan ekonomi kreatif warga di desa tersebut, seperti pembuatan kuliner hingga kerajinan kebaya.

“Selain itu, kami juga memiliki sederet paket wisata untuk wisatawan yang berkunjung. Wisatawan akan disuguhkan sensasi kehidupan masyarakat pedesaan dengan panorama alam yang menyejukkan,” ujar Masduki.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.