Pakar Forensik Semarang Sebut Pemakaman Jenazah Covid-19 Tak Perlu APD Lengkap, Cukup Masker & Sarung Tangan
Pakar forensik dari RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. R.P. Uva Utomo, menyebut prosedur pemakaman jenazah Covid-19 cukup dibekali masker dan sarung tangan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pakar forensik RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. R.P. Uva Utomo, menyebut petugas pemakaman jenazah Covid-19 tidak perlu menggunakan alat pelindung diri (APD) secara komplet, seperti baju hazmat. Petugas yang akan memakamkan jenazah Covid-19, cukup mengenakan seperti sarung tangan dan masker.
“Sebenarnya enggak perlu pakai baju hazmat, apalagi face shield. Menggunakan sarung tangan dan penutup hidung [masker] sudah cukup. Enggak perlu pakai baju hazmat, justru boros dan membuat takut masyarakat,” tegas Uva kepada Semarangpos.com, Kamis (4/6/2020).
Uva menyebut aturan penggunaan masker dan sarung tangan, tanpa pakaian dekontaminasi atau hazmat ini sebenarnya sudah dianjurkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
RSUD Wongsonegoro Sebut Pemakaman Jenazah Covid-19 di Ngerangan Klaten Sudah Sesuai Prosedur
Meski demikian, aturan ini belum disosialisasikan secara intensif kepada masyarakat di Indonesia, khususnya petugas pemakaman jenazah Covid-19.
“Sebenarnya kan kalau petugas pemakaman tidak memakai baju hazmat justru efisien. Baju hazmat-nya bisa diberikan semua ke tenaga kesehatan di rumah sakit atau puskesmas. Mereka yang lebih membutuhkan,” tutur pria yang juga mengisi posisi Ketua Tim Penanggulangan Bencana RSUP dr. Kariadi itu.
Uva mengatakan petugas yang memakamkan jenazah Covid-19 sebenarnya memiliki risiko yang kecil terpapar virus corona.
Ditutup peti
Hal itu dikarenakan jenazah Covid-19 yang akan dimakamkan sudah ditangani sesuai protokol kesehatan yang ketat, sehingga sangat kecil kemungkinan menularkan virus corona.
Masih Zona Merah, Grobogan Belum Bisa Terapkan New Normal
Ia menyebutkan sebelum dimakamkan, jenazah Covid-19 sudah melalui tahap pemulasaran. Jenazah pasien tersebut ditutup kain kafan dan dibungkus plastik tiga lapis. Setiap lapisan pun telah disemprot dengan cairan disinfektan yang mengandung klorofin, untuk memastikan steril dari virus corona.
Setelah dibungkus plastik, jenazah akan dimasukkan ke dalam peti yang tidak boleh dibuka, baik oleh petugas pemakaman, warga, maupun keluarga.
“Selain itu, kalau sudah di jenazah virusnya tidak aktif, dan berubah jadi virion. Virus ini kan butuh inang yang hidup untuk melakukan replikasi. Jadi, jenazahnya enggak akan memberikan efek negatif terhadap lingkungan,” tuturnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
- Satgas Covid-19 Nasional Datangi Salatiga, Ada Apa?
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.