Pasar Pagi Salatiga Ditutup Lebih Dini, Pukul 06.15 WIB Sirene Sudah Berbunyi
Sirene tanda pembubaran pasar pagi di kompleks Pasar Raya I, Salatiga, Jawa Tengah, selama masa tanggap darurat Covid-19 berbunyi lebih dini.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sirene tanda pembubaran pasar pagi di kompleks Pasar Raya I, Salatiga, Jawa Tengah, selama masa tanggap darurat Covid-19 mulai berbunyi pada pukul 06.15 WIB. Sirene tanda peringatan agar pasar pagi segera dibubarkan itu berbunyi lebih dini daripada biasanya.
Pembubaran pasar yang lebih cepat dilakukan itu untuk membatasi kontak fisik pemutus persebaran virus corona. Seorang pedagang sayur di pasar pagi, Siti, mengatakan pembubaran yang lebih dini itu baru terjadi sekitar sepekan terakhir.
Sebelumnya, sirene tanda pembubaran itu tidak pernah ada. Sebaliknya, sekitar pukul 06.00 WIB banyak warga yang baru berdatangan ke pasar. Selain pembeli, pasar pagi juga dimanfaatkan pedagang sayur keliling untuk kulakan.
Polisi Tangkap Dalang Penolakan Jenazah Perawat di Semarang
“Kalau dulu pukul 07.00 WIB baru disuruh bubar, kami bubar serentak bahkan ada yang jamnya lebih, sekarang peringatan maju dan pukul 07.00 WIB tempat harus sudah bersih semua,” ujar Siti, Minggu (12/4/2020).
Peringatan lebih awal ini diakui Siti membuatnya kurang leluasa dalam mendapatkan penghasilan. Warga Kabupaten Semarang itu mesti kukut atau menutup lapak lebih pagi daripada biasanya.
Ongkos Transportasi Sama
Padahal untuk sampai di Salatiga, dirinya juga harus membayar ongkos transportasi dengan menyewa minibus. “Kalau pendapatan pasti berkurang, namun angkanya berapa saya tidak menghitung,” imbuh Siti.
Dia biasanya memulai aktivitas berjualan pada pukul 02.00 WIB dini hari saat pasar pagi mulai beroperasi.
Apindo Jateng Akui Puluhan Perusahaan Setop Produksi
Seorang pembeli, Etik, menyebutkan agar tidak tergesa-gesa, dia kini harus datang lebih pagi. Biasanya, perempuan itu pergi ke pasar sekitar pukul 06.00 WIB. Namun kini, dia memulai aktivitas berbelanja pada pukul 05.30 WIB. “Sekarang baru datang saja sirene sudah berbunyi,” ujar dia.
Kendati begitu, Etik menganggap pembubaran pasar lebih awal tidak bisa dihindari. Dia sadar pasar tradisional menjadi tempat yang rawan penularan virus corona. Apalagi di pasar pagi, pedagang tak hanya datang dari Salatiga.
Pantauan Semarangpos.com di lokasi, meskipun status tanggap darurat ditetapkan, namun aktivitas pasar pagi masih berjalan normal. Para pedagang dan pembeli memenuhi halaman Pasar Raya I dengan berdesakan dan nyaris tanpa sekat.
Undip Terima 2.066 Siswa dari Jalur SNMPTN 2020, Cek Namanya di Sini…
Terlebih lagi untuk pedagang dengan jenis dagangan yang sama. Misalnya kelompok pedagang sayur, buah, dan ikan.
Jarak sekitar 1 m hanya terlihat di antara dua pedagang dengan jenis dagangan berbeda, terutama ikan dan sayur. Kerumunan kemudian diperparah dengan pembeli yang tumpah ruah.
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, menyebutkan pasar tradisional saat ini menjadi salah satu kendala dalam penerapan pembatasan fisik maupun sosial di masyarakat. Wali kota juga belum menerapkan aturan tegas terkait keramaian di kawasan pasar tradisional.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
- Satgas Covid-19 Nasional Datangi Salatiga, Ada Apa?
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.