Ribuan Warga Jateng Kena Demam Berdarah, 17 Orang Meninggal

Penyakit demam berdarah yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti telah menewaskan 17 orang di Jawa Tengah (Jateng), sepanjang 2020.

Ribuan Warga Jateng Kena Demam Berdarah, 17 Orang Meninggal Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah di Jateng. (Dok. Solopos.com-Reuters)

Semarangpos.com, SEMARANG — Selain wabah virus corona, kesehatan masyarakat Jawa Tengah (Jateng) juga terancam oleh penyakit demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD).

Lebih parah dari virus corona, DBD di Jateng bahkan telah menyerang sekitar 1.227 warga dalam tiga bulan terakhir atau sepanjang tahun 2020. Dari ribuan orang yang terserang demam berdarah itu, 17 orang di antaranya bahkan harus kehilangan nyawa atau meninggal dunia.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, penyakit DBD bahkan sudah menyerang hampir seluruh wilayah di Jateng.

Dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jateng, penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti itu paling banyak di Kabupaten Cilacap, Kota Semarang, dan Kabupaten Banyumas.

Di Kabupaten Cilacap tercatat sudah ada 146 orang yang telah terserang DBD, di mana 2 orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan di Kota Semarang, ada 85 orang yang terserang DBD, di mana 2 orang di antaranya meninggal dunia.

Sementara di Banyumas, total 22 orang yang terserang DBD, di mana 2 orang di antaranya meninggal dunia.

Meski sudah ada 17 orang yang meninggal akibat wabah demam berdarah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng belum menyatakan kondisi darurat.

Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, menyebut angka kematian akibat DBD, atau case fatality rate (CFR) di Jateng masih berada di bawah 2% atau sekitar 1,35%. Sementara angka kesakitan atau insiden rate (IR) berada di angka 3,53%.

“Angka kematian kasusnya masih di bawah 2%. Tahun ini semoga kecenderungan menurun. Kita harus tekan terus, kalau bisa 0%,” ujar Yulianto kepada wartawan di Semarang, Selasa (10/3/2020).

Yulianto mengatakan pencegahan dan penanggulangan DBD bisa dilakukan melalui metode promotif dan preventif. Salah satunya dengan pemberantasan sarang nyamuk.

“Maka dibutuhkan juru pemantau jentik, baik di rumah atau kantor untuk memastikan tidak ada jentik nyamuk. Kalau tidak ada, enggak akan ada Aedes aegypti, yang menyebabkan demam berdarah,” terangnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.