Semarang Kaline Banjir Bukan Lagi Beban Wali Kota

“Semarang kaline banjir” diklaim bukan lagi persoalan utama Ibu kota Jateng setelah empat tahun kepemimpinannya Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Hevearita G. Rahayu.

Semarang Kaline Banjir Bukan Lagi Beban Wali Kota Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memotong tumpeng saat peringatan empat tahun kepemimpiannya bersama Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu di Semarang, Senin. (Antara-Immanuel Citra Senjaya)

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Hendrar Prihadi mengklaim lagu lama “Semarang kaline banjir” bukan lagi persoalan utama yang dihadapi Ibu kota Jateng itu setelah empat tahun kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Hevearita G. Rahayu.

“Wilayah rawan banjir yang pada 2011 lalu mencapai 41,02%, saat ini telah berkurang menjadi 13,71%,” kata wali kota saat menjadi inspektur upacara peringatan empat tahun kepemimpinannya di ibu kota Jawa Tengah itu, Senin (17/2/2020).

Meski persoalan yang menjadi masalah klasik Kota Semarang itu sudah teratasi. Diakuinya masih ada sejumlah pekerjaan rumah lain yang menantikan untuk dituntaskan dalam setahun terakhir masa jabatannya nanti.

Dituduh Hina Jokowi, Dosen Unnes Tantang Rektor Debat

Menurut dia, berbagai problem masyarakat dapat dipetakan melalui aplikasi Lapor Hendi yang menampung berbagai keluhan masyarakat. Ia mengungkapkan banjir dan jalan rusak bukan lagi masuk dalam posisi lima besar permasalahan yang dikeluhkan masyarakat.

Ia menuturkan keluhan tertinggi masyarakat saat ini berkaitan dengan layanan PDAM, kemacetan, PKL liar, dan  parkir liar. Secara bertahap, lanjut dia, keluhan masyarakat tersebut akan dituntaskan dalam sisa setahun masa jabatannya ini.

Penonaktifan Dosen Unnes Benarkan Terkait Plagiarisme Rektor?

Persoalan PDAM, kata dia, saat ini sedang dibangun sistem penyediaan air minum (SPAM) Semarang Barat di kawasan Waduk Jatibarang. Selain itu, menurut dia, disiapkan pula proyek pengadaan air baku di wilayah Pudakpayung untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan atas Semarang.

“Direksi PDAM tidak boleh hanya berpuas diri menarik biaya langganan dari masyarakat. Tetapi bagaimana caranya biaya yang susah ditarik itu diinvestasikan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,” katanya.

Demikian pula, lanjut dia, dengan problem kemacetan yang salah satunya diselesaikan melalui upaya rekayasa lalu lintas serta peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umum.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.