Suspect Corona Sukoharjo Meninggal Bukan dari Seminar Bogor
Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) atau suspect virus corona asal Sukoharjo dinyatakan meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Moewardi Solo.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pasien dalam pengawasan atau suspect virus corona atau Covid-19 asal Sukoharjo yang meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Dr. Moewardi Solo, Kamis (19/3/2020) pagi, ternyata tidak masuk dalam klaster seminar Bogor.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, saat menggelar jumpa pers di kantornya, Kamis pagi.
“Bukan, dia bukan kelompok seminar yang di Bogor. Dia enggak punya riwayat perjalanan ke Bogor,” tutur Ganjar.
Bertema Bisnis Syariah, Seminar Peletup Covid-19 di Bogor Diikuti 400 Orang
Sebelumnya, dua dari pasien positif virus corona yang meninggal dunia di RSUD Moewardi Solo merupakan peserta seminar di Bogor yang digelar 25-28 Februari lalu.
Selain dua pasien yang meninggal, dua pasien lain yang positif virus corona dan masih diisolasi di RSUD Dr. Moewardi Solo juga memiliki riwayat atau keterkaitan dengan seminar di Bogor.
“Kalau yang meninggal ini belum diketahui hasilnya, apakah positif atau tidak [virus corona],” terang Ganjar.
Korban Seminar Bogor Bertambah, Gubernur Jateng Imbau Peserta Lapor Mandiri
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, mengatakan hasil tes PDP atau suspect virus corona asal Sukoharjo telah dikirim ke laboratorium di Yogyakarta.
“Hasilnya baru bisa diumumkan dua atau tiga hari ke depan. Untuk saat ini belum ada hasilnya,” terang Yulianto.
Yulianto mengatakan pasien yang meninggal dunia itu masuk perawatan RSUD Dr. Moewardi Solo, Rabu (18/3/2020).
Sebelum dirawat di RSUD Dr. Moewardi Solo, pasien itu menjalani perawatan di sebuah rumah sakit swasta di Sukoharjo.
“Ia masuk PDP karena menunjukan gejala seperti sesak nafas dan lain-lain. Ia meninggal karena infeksi saluran pernafasan,” ujar Yulianto.
Sementara itu, ditanyakan tentang seminar di Bogor, Yulianto belum mengetahui secara pasti berapa banyak warga Jateng yang mengikuti seminar tersebut.
“Kita sudah tanyakan ke pasien, mereka juga enggak hafal maupun kenal antarpeserta. Tapi, informasinya itu seminar tentang bisnis syariah,” ungkapnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- 3 Siswa di Madiun Tidak Diperkenankan Ikut PTM
- PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
- Innalillahi! 99 Anak Salatiga Kehilangan Orang Tua Gegara Covid-19
- Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang
- Hasil Tes Positif Covid-19, Banyak Calon Penumpang Tetap Nekat ke Bandara Ahmad Yani
- Terapkan PPKM Level 3, Kendal Izinkan Pembelajaran Tatap Muka
- Satgas Covid-19 Nasional Datangi Salatiga, Ada Apa?
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.