UIN Walisongo Semarang: Tetap Berhikmah di Usia 50 Tahun Di Tengah Pandemi Covid-19

Puncak perayaan Dies Natalis ke-50 UIN Walisongos Semarang berlangsung penuh hikmah, mesti berlangsung di tengah pandemi virus corona.

UIN Walisongo Semarang: Tetap Berhikmah di Usia 50 Tahun Di Tengah Pandemi Covid-19 Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag. (Semarangpos.com-Humas UIN Walisongo)

Semarangpos.com, SEMARANG — Sederet rencana telah dipersiapkan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyambut Dies Natalis ke-50, Senin (6/4/2020). Namun rencana itu harus berubah menyusul datangnya pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda negeri ini.

Meski demikian, perayaan hari jadi kampus berlandaskan nilai-nilai Islam itu tak lantas pupus. UIN Walisongo tetap menggelar perayaan Dies Natalis, meski dilakukan secara daring atau online.

Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag, mengatakan perayaan Dies Natalis tahun ini sebenarnya sangat istimewa. Hal ini karena Dies Natalis kali ini merupakan perayaan hari jadi ke-50 UIN atau yang kerap disebut Perayaan Tahun Emas.

“Kita harus menyelaraskan dengan anjuran pemerintah untuk mengurangi kegiatan yang berpotensi menghadirkan kerumunan massa. Jadi kita lakukan secara online. Meski demikian, acara tetap kita buat secara masif tanpa mengurangi hikmah,” ujar Rektor UIN Walisongo, Minggu (5/4/2020).

Di usia ke-50, Imam mengaku UIN akan terus menjalankan nilai-nilai maupun visi sebagai lembaga tinggi Islam yang mengamalkan nilai-nilai Walisongo. Walisongo merupakan para tokoh ulama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Menurut Imam, dalam berdakwah dan memberikan ilmu pengetahuan kepada umat, Walisongo tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan, atau membuat suatu kaum merasa terdzalimi. Walisongo berdakwah dengan menggunakan pendekatan kultural masyarakata yang relevan.

Ia pun berharap pimpinan, alumni, maupun keluarga besar UIN Walisongo mengamalkan cara-cara tersebut saat terjun di lingkungan masyarakat. Civitas academica UIN Walisongo wajib mengayakan local wisdow yang diselaraskan dengan aspek Islam, sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

“Menamakan Walisongo, maka implikasinya sangat penting bagi kita untuk merespons. Civitas academica UIN Walisongo harus bisa menjadikan profil Walisongo untuk kehidupan dan beragama, serta berkontribusi kepada kehidupan bernegara,” ujar rektor.

Kampus UIN Walisongo Semarang. (walisongo.ac.id)
Ilustrasi Kampus UIN Walisongo Semarang. (walisongo.ac.id)

Menyemai modernisasi

Imam mengatakan di usia ke-50, sederet prestasi sudah dicapai oleh UIN Walisongo Semarang seperti pelaksanaan good university goverment (GOG) atau tata kelola kampus yang baik. Predikat ini bahkan diberikan Kementerian Agama kepada UIN Walisongo.

Selain itu, UIN Walisongo juga masuk dalam tiga besar universitas yang mampu menggelar system management strategic (SMS), predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pengelolaan keuangan, dan meraih predikat standar pelayanan terbaik dari Ombudsman.

“Selain itu, beberapa hal juga kita capai seperti akreditasi A yang membuat kita sejajar dengan kampus-kampus terbaik di Indonesia, seperti UI dan UGM. Ini akan terus kita tingkatkan,” kata Rektor UIN Walisongo.

Menghadapi usia ke-50, lanjut Rektor, UIN akan dihadapkan berbagai tantangan, salah satunya adalah kerukunan umat yang kerap timbul dari perbedaan agama. Di sinilah peran UIN Walisongo dibutuhkan sebagai sebuah kampus yang banyak mencetak tokoh agama atau ulama. Segala perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat, harus bisa diseleraskan demi persatuan umat.

“PR kita ke depan harus mampu menjadi kampus yang menyemai modernisasi agama,” ujarnya.

Selain tantangan kerukunan umat beragama, UIN Walisongo juga dihadapkan tantangan global seiring perkembangan informasi dan teknologi. Di era distrupsi itu, UIN Walisongo harus melakukan akselerasi agar tak tertinggal dengan modernisasi.

“Kita memiliki tagline menjadi kampus yang smart dan green. Smart dalam IT, SDM, dan civitas academica-nya. Sedangkan green, harus menjadi kampus yang ramah terhadap lingkungan,” imbuhnya.

Selain tantangan itu, UIN Walisongo juga dihadapkan pada isu-isu aktual seperti pandemi virus corona. UIN Walisongo pun harus turut berpartisipasi dalam melawan wabah Covid-19.

“Kita punya Satgas Covid-19 sendiri. Selain itu, 50% tunjangan dari struktural kampus juga kita donasikan untuk mengatasi masalah ini. Kita lakukan kampanye hidup sehat, social maupun physical distancing sebagai bentuk partisipasi kita melawan wabah corona,” imbuhnya. (Adv)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.