5 Santri & 1 Kiai Grobogan Tenggelam di Bekas Galian C, Walhi Minta Pemprov Tanggung Jawab

Kubangan bekas galian tambang golongan C kembali memakan korban. Kali ini korbannya merupakan 5 santriwati dan kiai di Kabupaten Grobogan.

5 Santri & 1 Kiai Grobogan Tenggelam di Bekas Galian C, Walhi Minta Pemprov Tanggung Jawab Lokasi kubangan bekas galian tambang golongan C di Grobogan, Jateng. (Semarangpos.com-Humas Polda Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANGWahana Lingkungan Hidup (Walhi), meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) untuk tidak tutup mata dengan tragedi yang menimpa lima santriwati dan pengurus Ponpes Al Latifiyyah Grobogan yang tewas di kubangan bekas galian tambang golongan C.

Kelima santriwati dan pengurus ponpes itu kehilangan nyawa setelah mengalami kecelakaan air di kubangan bekas galian tambang golongan C di Dusun Sobotuwo, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Grobogan, Senin (9/3/2020) pagi.

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng, Fahmi Bastian, menyayangkan insiden yang dialami lima santriwati dan pengurus Ponpes Al Latifiyyah itu.

“Kejadian semacam ini kenapa harus terjadi lagi? Bekas tambang kembali memakan korban,” ujar Fahmi kepada Semarangpos.com, Senin.

Fahmi pun meminta Pemprov Jateng untuk bertindak tegas terhadap pengusaha tambang yang tidak melakukan reklamasi atau menutup kubangan bekas penambangannya.

Hal itu dikarenakan Pemprov Jateng melalu Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberikan izin kepada seluruh pengusaha penambangan di Jateng.

“Kalau lokasi [kecelakaan air] itu merupakan bekas penambangan berizin kenapa tidak ada reklamasi? Kalau enggak berizin berarti liar. Kalau liar kan harusnya ditertibkan. Upaya pemerintah apa selama ini,” tegas Fahmi.

Fahmi pun meminta Dinas ESDM Jateng untuk ikut mengusut tuntas kasus ini. “Pemilik pertambangan harus mempertanggungjawabkan kasus ini. Ini sudah menelan korban jiwa, enggak bisa dibiarkan,” tutur Fahmi.

Sebelumnya, kubangan bekas tambang galian golongan C di Dusun Sobotuwo, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, itu menelan korban jiwa.

Kelima Santriwati yang tengah bermain di kubangan itu tewas tenggelam, Senin pagi. Tak hanya santriwati, kubangan itu juga memakan korban dari pengurus ponpes, yakni K.H. Wahyudi, yang tewas saat berusaha menolong para santrinya.

Kasus serupa juga pernah terjadi di Desa Klumpit, Kecamatan Gebong, Kudus, pada 22 Januari lalu. Sebanyak empat bocah yang masih berusia belasan tahun tewas di kubangan bekas galian tambang batu dan pasir di kawasan tersebut.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.