22 Warga Salatiga Divonis OTG Walau Interaksi dengan Pasien Covid-19

Pemkot Salatiga memublikasikan bahwa 22 warga yang pernah berinteraksi dengan pasien positif covid-19 ditetapkan sebagai orang tanpa gejala (OTG).

22 Warga Salatiga Divonis OTG Walau Interaksi dengan Pasien Covid-19 Ilustrasi alat pelindung diri (APD) untuk penanganan virus corona. (Freepik)

Semarangpos.com, SALATIGA — Sebanyak 22 warga Kota Salatiga, Jawa Tengah ditetapkan sebagai orang tanpa gejala (OTG). Status ke-22 otang itu dipublikasikan pemkot menyusul ditemukannya satu pasien positif virus corona jenis baru atau covid-19 di Salatiga.

OTG merupakan orang yang pernah berkontak erat dengan pasien corona. Namun, orang itu tidak menunjukkan gejala yang mengarah pada covid-19. Status ini ditetapkan di antaranya bagi orang yang tinggal serumah dengan pasien.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, mengatakan saat ini tracking atau pelacakan masih dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga. “Pelacakan masih kami lakukan, bagi para OTG juga diharapkan disiplin dalam melakukan isolasi diri,” ujar Wali Kota Yuliyanto, Rabu (1/4/2020).

Pemprov Jateng Bagikan 1.000 Nasi Kotak ke Ojek Online, Ini Tujuannya…

Selain OTG meskipun sempat berinteraksi dengan pasien posif covid-19, ada 173 warga Salatiga yang kini berstatus orang dalam pemantauan (ODP). ODP kumulatif berjumlah 257 dengan 84 di antara mereka dinyatakan selesai masa pemantauan selama 14 hari.

Ada pula dua warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Mereka saat ini sedang menunggu hasil uji laboratorium.

Sementara itu, pimpinan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) membenarkan klaster pertama pasien positif virus corona atau covid-19 di Salatiga berasal dari kampus tersebut. Dia adalah laki-laki yang berprofesi sebagai dosen dan baru kembali dari Amerika Serikat pada 18 Maret lalu.

Gubernur: Jateng Siap Pembatasan Sosial Berskala Besar!

Rektor UKSW, Neil Samuel Rupidara, menjelaskan setibanya di tanah air, laki-laki tersebut sempat didatangi seorang pendeta untuk melakukan doa bersama. Pendeta datang bersama tiga orang anggota keluarganya.

Sudah Diperksa di Klinik

Saat itu, menurut Neil, dia belum terindikasi positif covid-19. Padahal, saat itu dia telah melakukan pemeriksaan di Klinik Pratama UKSW.

Bupati Grobogan Imbau Perantau Tak Mudik

Kini pendeta dan anggota keluarganya yang mendatangi pasien positif corona itu telah melakukan isolasi mandiri. Isolasi mandiri juga dilakukan dua orang keponakan yang tinggal bersama pasien.

“Sejak tiba, pasien memang sudah melakukan isolasi mandiri. Dia hanya terhitung tiga kali keluar rumah, yakni sekali ke Klinik Pratama UKSW dan dua kali ke RSP dr. Ario Wirawan,” ujar Neil, Rabu.

Neil menuturkan pemeriksaan di Klinik Pratama UKSW dilakukan sehari setelah pasien positif itu tiba di tanah air atau pada 19 Maret. Namun, saat itu, dia tidak menunjukkan gejala apapun yang mengarah pada covid-19.

9 Warga Salatiga Positif Demam Berdarah

Pasien diketahui baru mengalami demam pada 25 Maret dan langsung memeriksakan diri ke RSP dr. Ario Wirawan Salatiga yang menjadi rumah sakit rujukan penanganan corona. Namun, ia dinyatakan tidak terinfeksi covid-19.

Dia kembali ke RSP dr. Ario Wirawan pada 27 Maret karena suhu badan naik disertai batuk. “Saat itu pasien langsung diisolasi di rumah sakit sambil menunggu spesimen diperiksa di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit [B2P2VRP],” imbuh Neil.

Hasil uji laboratorium B2P2VRP yang keluar pada 30 Maret menyatakan pasien positif terpapar corona. Dia kemudian dirujuk ke RS Kariadi Semarang atas permintaan keluarga.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.