9 Warga Salatiga Positif Demam Berdarah

Kota Salatiga terancam demam berdarah tatkala perhatian warga lebih tersita pada serangan virus corona jenis baru (covid-19).

9 Warga Salatiga Positif Demam Berdarah Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah. (Dok. Solopos.com-Whisnupaksa Kridhangkara)

Semarangpos.com, SALATIGA — Tatkala warga tersita perhatiannya pada virus corona jenis baru (covid-19), Kota Salatiga sejatinya justru terancam demam berdarah. Sudah sembilan warga Kota Salatiga, Jawa Tengah positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari 2020 lalu.

Kesembilan warga itu tercatat tersebar merata di empat kecamatan Kota Salatiga, yakni Sidorejo, Sidomukti, Argomulyo, dan Tingkir. Selain DBD ada pula 15 warga lainnya yang terindikasi demam dengue (DD) dan mengarah pada DBD. Angka ini dinilai cukup tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, mengatakan kedua penyakit itu disebabkan oleh virus yang sama. Virus itu menular dengan perantara gigitan nyamuk Aedes. Bedanya, pada DD hanya ditemukan penurunan trombosit tanpa penurunan hematokrit.

Pengusaha Kuliner Semarang Mulai Dirugikan Pandemi Covid-19

Zuraidah mengatakan nyamuk Aedes berkembang pada masa pancaroba, yakni peralihan dari kemarau ke penghujan. Nyamuk berkembang biak di air yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah, misalnya di dalam kaleng, plastik, atau lantai cekung.

“Dengan begitu yang lebih penting adalah pemberantasan sarang nyamuk [PSN] jika dibandingkan fogging atau penyemprotan,” terang Zuraidah pekan lalu.

Dia mengatakan perilaku PSN untuk mencegah DBD dapat dilaksanakan dengan gerakan 3M plus. Aktivitas 3M meliputi menguras, menutup, dan mendaur ulang.

Penumpang Bus di Terminal Tingkir Salatiga Terpantau Demam

“Menguras” dilakukan di tempat-tempat yang sering digunakan sebagai penampungan air. “Menutup” dilakukan dengan merapatkan tutp tempat penampungan air. Sedangkan “mendaur ulang” dilakukan terhadap barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Upaya Plus

Kegiatan pendamping yang disebut sebagai “plus” bisa dilakukan dengan menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk, serta memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk.

Musim Kemarau di Jateng Diprediksi Tiba Bulan Mei

Pemberantasan sarang nyamuk atau PSN ini diyakinkannya lebih manjur daripada fogging yang selama ini banyak diharapkan masyarakat. Lagi pula, katanya, lebih dari 80% nyamuk dianggap sudah kebal terhadap penyemprotan.

Fogging, terang dia, sejauh ini hanya berfungsi untuk membunuh nyamuk dewasa. Padahal nyamuk Aedes dewasa hanya memiliki kemungkinan hidup sekitar dua hari.

“Jadi yang seharusnya paling penting dicegah adalah munculnya nyamuk dewasa dari pupa atau larva nyamuk yang perkembangannya sekitar 5-7 hari dengan PSN,” terangnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.