Gelis Ibu Cara Disdik Grobogan Lecut Gerakan Literasi

Kepala Dinas Pendidikan atau Disdik Kabupaten Grobogan Amin Hidayat punya langkah kreatif menggerakan literasi di lingkungan sekolah.

Gelis Ibu Cara Disdik Grobogan Lecut Gerakan Literasi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Grobogan Amin Hidayat menyerahkan penghargaan kepada guru penulis, di aula kantor Disdik setempat, Rabu (26/8/2020). (Semarangpos.com-Arif Fajar Setiadi)

Semarangpos.com, PURWODADI — Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan Amin Hidayat punya langkah kreatif menggerakan literasi di lingkungan sekolah. Caranya Disdik Grobogan melecut gerakan literasi adalah menghelat Gerakan Menulis Seribu Buku alias Gelis Ibu oleh kepala sekolah, guru, dan siswa.

Gelis Ibu baru saja di-launching oleh Bupati Grobogan Sri Sumarni. Lewat cara itu, target 1.000 buku diharapkan bisa tercapai dalam jangka waktu satu tahun.

“Gelis Ibu merupakan gerakan literasi di Grobogan. Karena menulis adalah keabadian, menginspirasi, dan bisa menggerakan,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat, Rabu (26/8/2020).

Coba Segarnya Rasa Soto Bokoran di Semarang

Untuk mendukung Gelis Ibu, lanjut Amin, ada beberapa program yang dilaksanakan. Program-program itu Saka Sabu atau Satu Kepala Sekolah Satu Buku, Sagu Sabu atau Satu Guru Satu Buku, dan Sasi Sabu atau Satu Siswa Satu Buku.

Program-program tersebut, sambungnya, tentu melalui proses. Para guru dan kepala sekolah diikutkan pelatihan menulis dengan bimbingan sejumlah mentor. Dengan demikian, mereka tahu karya yang bagaimana yang bisa diterima dan juga mendapat point penilaian untuk kinerja guru.

“Saat ini sudah ada sekitar 350 judul buku karya 200 guru dan kepala sekolah. Karena itu kami kemudian mengapresiasi dengan memberikan penghargaan,” ujar Amin Hidayat.

Batik Terang Bulan, Seterang Cahaya Purnama…

Penghargaan tersebut diberikan kepada guru berdasarkan jumlah judul buku yang sudah dibuat. Tujuannya, sambung Amin Hidayat, untuk memotivasi penulis lain (para guru) untuk berkarya. Kemudian yang sudah menulis merasa dihargai karyanya.

Bikin Suprises

“Dari buku yang ditulis para guru tersebut sangat variatif. Saya suprises juga karena ada beragam tema yang ditulis para guru. Mulai dari cara belajar melalui teka-teki silang, legenda desa, kisah dirinya, fiksi, dan perjalanan,” tambahnya.

Amin mengaku tertarik dengan penulisan legenda. Karena setiap desa tentu ada legendanya, jika ini ditulis akan menarik generasi muda. Sehingga mereka tahu legenda di daerahnya. Bahkan ini bisa menjadi ekonomi kreatif bagi masyarakat Grobogan. “Bisa saja buku yang ditulis menjadi daya tarik daerah lain atau penggemar buku,” ujar Amin.

Tahukah Kamu? Bengawan Solo Punya 7 Mitos…

Salah satu peraih penghargaan, Budiyono, Kepala SD Negeri 2 Penawangan mengaku senang dengan karyanya berupa buku teka-teki silang dihargai. Pelatihan yang didapatkan dalam program Sagu Sabu membuatnya senang menulis.

Buku karyanya bukan buku teka-teki silang biasa, karena di dalamnya terkait beberapa mata pelajaran sesuai kelas. Berisi kotak-kota mendatar dan menurun dengan pertanyaan terkait mata pelajaran.

“Ini membuat anak-anak tertantang untuk mengisi kotak-kotak dengan jawaban sesuai pertanyaan. Tanpa disadari mereka sudah belajar mata pelajaran tersebut,” jelasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.