Kisah Tanah Jawa Ungkap Konsekuensi Pelaku Teluh

Kisah Tanah Jawa, Sabtu (18/7/2020), berdiskusi mengenai karma bagi seseorang yang melakukan teluh atau ilmu hitam untuk mecelakakan orang lain.

Kisah Tanah Jawa Ungkap Konsekuensi Pelaku Teluh Tangkapan layar dari unggahan video channel Kisah Tanah Jawa di Youtube, Sabtu (18/7/2020). (Youtube-Kisah Tanah Jawa)

Semarangpos.com, KARANGANYAR — Kisah Tanah Jawa melalui konten bertajuk Budak Cinta Metafisika (Part 2) di Youtube, Sabtu (18/7/2020), berdiskusi mengenai karma bagi seseorang yang melakukan teluh. Teluh merupakan ilmu hitam yang berfungsi untuk mecelakakan orang lain.

Kisah Tanah Jawa merupakan kelompok orang yang melakukan kegiatan berupa penyelidikan terhadap sejarah, mitos, maupun cerita mistis di tanah Jawa. Bonaventura D. Genta, Hari Kurniawan alias Om Hao, dan Mada Zidan alias Mbah K.J. adalah ketiga anggotanya.

Om Hao memiliki bakat retrokognisi. Kemampuan itu membuatnya dapat melihat kembali suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu.

PSIS Semarang Sebut Protokol Covid-19 Merepotkan

Dalam konten kali ini, Kisah Tanah Jawa melanjutkan pembahasan mengenai artikel Nasib Wanita yang Viral karena Kisah Nyata Cinta Ditolak Dukun Bertindak yang dilansir Wolipop, Selasa (23/6/2020).

“Misal kita ditolak pun, kalau dengan cara-cara seperti ilmu magis ya, pelet ataupun teluh atau apa, ya gak ada gunanya gitu kalau kita mendapatkan seseorang itu kalau hanya dapat raganya, tidak dapat hatinya,” pesan Om Hao. Menurut dia, sosok yang seperti itu diibaratkan sebagai boneka.

Hari Kurniawan alias Om Hao juga menyebutkan langkah-langkah yang bisa mencegah terjadinya permasalahan tadi. Pertama, menolak pernyataan cinta seseorang dengan cara yang baik. Kedua, membentengi diri dengan cara rajin beribadah. Ketiga, berhati-hati dalam mengunggah foto di media sosial.

Ayam & Bebek Goreng Pakai Sambal Juara di Semarang

Om Hao menjelaskan bahwa efek ilmu magis dapat memudar. Dalam melakukan santet, biasanya para “pengirim” tertipu dengan persyaratan awal yang dianggap mudah.

Butuh Ritual

Mereka tidak tahu kalau untuk mempertahankannya dibutuhkan ritual-ritual lain yang lebih aneh atau bahkan lebih berat. Selain itu, mereka juga harus menaati pantangan. Misalnya, tidak boleh memakai baju warna tertentu atau tidak boleh keluar dari suatu tempat.

“Apalagi kalau sosok astral perewangannya nanti minta sama, gimana? Kamu ini sudah dapat dia, kamu mau gak jadi pacar saya gitu? Tapi sosok astralnya, misalkan peri atau genderuwo,” ujar Om Hao terkait analogi budak cinta metafisika.

Harimau Benggala Covi dan Vivid Lahir di Semarang Zoo

Karma dapat berlaku sampai kapan pun. Contohnya berupa gangguan mental atau serangan tadi justru balik ke dia sampai dua kali lipat. Anak cucunya bahkan bisa menanggung konsekuensi itu. Misalnya, mereka bisa menjadi korban teluh, santet, atau pelet dari orang lain. Om Hao menyebutnya sebagai lingkaran karma buruk.

“Kalau mau bantu orang, saya lihat dulu. Karena saya tidak mau ikut campur urusan karma buruk orang lain,” aku Om Hao. Oleh karena itu, bantuannya kepada pihak yang menyebabkan permasalahan hanya berupa nasihat.

“Segampang apa pun itu, kalau kita udah tahu itu bukan hal baik, mending jangan coba-coba,” pesan Genta.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.