Mengenal Lebih Dalam Sejarah Batik Banyumasan

Banyumas memiliki batik khas yang seringkali dikenal sebagai batik banyumasan yang kerap menggambarkan kondisi masyarakat di wilayah Banyumas.

Mengenal Lebih Dalam Sejarah Batik Banyumasan Batik lumbon, salah satu motif batik banyumasan diambil dari unggahan Instagram Ipong_Jazimah, Rabu (13/3/2019). (Instagram - @ipongjazimah)

Semarangpos.com, SOLO — Banyumas memiliki batik khas yang berkembang di daerah setempat. Batik dari Banyumas seringkali dikenal sebagai batik banyumasan. Motif batik ini kerap menggambarkan kondisi masyarakat di wilayah Banyumas.

Siapa sangka Kabupaten Banyumas bukan hanya memiliki segudang tempat wisata. Banyumas juga memiliki motif batik yang beragam. Motif batik banyumasan konon melambangkan masyarakat di wilayahnya.

Terdapat beberapa versi dalam sejarah perkembangan batik banyumasan.

Nama Semarang dari Pohon Asem Nan Jarang-Jarang

Versi pertama mengatakan bahwa batik banyumasan dibawa oleh pengikut Pangeran Diponegoro. Pada sekitar tahun 1830, para pengikut Pangeran Diponergoro berpindah ke Banyumas seusai berperang.

Kemudian mereka menetap di Banyumas dan mengisi waktu dengan membatik. Dari sinilah batik mulai berkembang di wilayah Sokaraja.

Sedangkan terdapat versi kedua yang menjelaskan bahwa budaya membatik di Banyumas dibawa oleh para pengungsi dari Solo. Sekitar tahun 1680 di Kerajaan Mataram sedang terjadi perang saudara. Perang saudara ini disebabkan karena politik pecah belah yang diterapkan kolonial Belanda.

Kebun Teh Pagilaran Ratusan Tahun Eksis di Batang

Para penggiat batik khas Banyumas percaya bahwa Bupati Banyumas, Pangeran Arya Gandasubrata, memiliki peranan penting dalam perkembangan batik. Disebutkan bahwa pada rentang waktu 1913-1933,

Gandasubrata senang membuat desain yang kemudian dibatik oleh istrinya yang kemudian dipotongnya sebagai pakaian. Cara pakaian keluarga Gandasubrata ini kemungkinan besar ditiru oleh rakyatnya, sehingga batik khas Banyumas semakin berkembang.

Motif Pedalaman

Motif batik yang digunakan dalam batik banyumasan memiliki ciri motif pedalaman. Motif ini ditandai dengan penggunaan flora dan fauna sebagai motif penyusunnya.

Coba Lumpia Nan Legendaris di Malioboro Jogja

Warna yang digunakan batik khas Banyumas didominasi warna gelap seperti hitam dan cokelat. Warna hitam didapatkan dari wedel.

Wedel merupakan zat pewarna biru kehitaman. Sedangkan warna cokelat didapatkan dari soga.

Batik banyumasan sempat mencapai masa kejayaannya sekitar tahun 1965. Namun, kejayaan ini tidak berlangsung lama sebab anak muda di daerah Banyumas enggan menekuni batik dan lebih memilih bekerja di sektor formal.

Misteri Nama Wewe Gombel dan Bukit Gombel

Selain itu, masuknya batik printing yang berasal dari daerah Pekalongan dan Yogyakarta menyebabkan masyarakat Banyumas memilih menggunakan batik printing. Sebab batik printing memiliki harga yang jauh lebih murah.

Karena kemerosotan penjualan batik khas Banyumas, pengrajin harus memutar otak dan membuat inovasi untuk menjaga eksistensi batik motif khas ini. Saat ini, banyak pengrajin yang menggabungkan motif batik banyumasan dengan motif lain.

Hal ini dilakukan sebagai upaya menyelamatkan batik banyumasan dari kepunahan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.