Salatiga Pilih Karantina Lokal Mulai dari Zona Merah

Sembari membahas kemungkinan penerapan PSBB Semarang Raya, Pemkot Salatiga memilih menerapkan karantina lokal yang dimulai dari wilayah zona merah.

Salatiga Pilih Karantina Lokal Mulai dari Zona Merah Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, memberikan keterangan kepada wartawan terkait adanya satu pasien positif covid-19 di Rumah Dinas Wali Kota, Selasa (31/3/2020). (Semarangpos.com-Nadia Lutfiana Mawarni)

Semarangpos.com, SALATIGA — Pemerintah Kota Salatiga, Jawa Tengah mulai membahas opsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Semarang Raya untuk memutus persebaran Covid-19, Rabu (22/4/2020). Sembari membahas PSBB itu, Salatiga memilih menerapkan karantina lokal yang dimulai dari wilayah zona merah.

Zona merah merupakan wilayah kelurahan tempat tinggal pasien positif pengidap virus corona pemicu Covid-19. Data yang dirilis Pemerintah Kota Salatiga, Rabu, setidaknya ada tiga kelurahan yang masuk dalam zona merah. Ketiganya adalah Kelurahan Salatiga dan Kelurahan Blotongan di Kecamatan Sidorejo, serta Kelurahan Kutowinangun Kidul di Kecamatan Tingkir.

Kelurahan Salatiga menjadi tempat pasien positif pertama dan kedua. Sedangkan, Kelurahan Kutowinangun Kidul merupakan tempat tinggal pasien positif ketiga, keempat, kelima, dan keenam. Sementara itu, Kelurahan Blotongan merupakan tempat tinggal pasien positif ketujuh.

Mengulas Sejarah Gedung Jiwasraya Kota Lama Semarang

“PSBB ini kan yang dibahas untuk tingkat seluruh kota, namun sebelum sampai ke sana kami terapkan dulu karantina wilayah yang lebih lokal,” tutur Yuliyanto kepada wartawan sesuai rapat koordinasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Rumah Dinas Wali Kota, Rabu siang.

Karantina lokal akan dimulai dua hingga tiga hari mendatang dengan koordinasi di bawah camat masing-masing. Sistemnya camat menginstruksikan kepada lurah, ketua RW, dan ketua RT untuk memantau pergerakan warganya.

Akses keluar-masuk wilayah setempat juga akan dipantau oleh aparat kemanan. Pemangku wilayah juga boleh menerapkan jam malam sesuai kesepakatan dengan warga. “Dengan adanya jam malam ini diharapkan warga juga tertib, nantinya tidak ada lagi warga yang keluyuran di jalan,” imbuh wali kota.

Gubernur Jateng Nyambangi Oma-Opa di Panti Wreda Semarang

Sebagai persiapan masa karantina, pemerintah kota akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok. Terutama suplai makanan bagi keluarga pasien positif atau warga berstatus orang tanpa gejala (OTG) yang pernah berkontak langsung dengan pasien positif.

Karantina Lokal Efektif

Selain itu, ada pula pemantauan kondisi kesehatan secara rutin oleh petugas. Sejauh ini, karantina lokal masih dinilai menjadi cara yang lebih efektif ketimbang penerapan PSBB.

Pasalnya karantina lokal membuat pemerintah lebih fokus menangani wilayah yang menjadi pusat persebaran Covid-19. Termasuk fokus dalam pemberian bantuan jaring pengaman sosial dan pemantauan kesehatan. Dengan status karantina lokal, warga juga diharapkan bisa memantau pergerakan sesama warga di lingkungannya.

Taman Srigunting Embuskan Kesan Sejuk ke Kota Lama Semarang

Terkait PSBB di tingkat kota, Yuliyanto menyebutkan Pemkot baru akan membentuk tim ahli. Tim akan melibatkan akademisi dari dua lembaga pendidikan, yakni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Selanjutnya akan dilakukan kajian meliputi ketersediaan jaring pengaman sosial, kurva epidemiologi, dan pergerakan warga Salatiga dari dan ke luar kota.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, mengatakan saat ini ada tujuh orang pasien positif Covid-19. Ditambah 209 warga berstatus sebagai OTG, dan 12 warga berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Ditambah dua warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih menunggu hasil laboratorium.

Zuraidah menekankan empat orang pasien positif di Kelurahan Kutowinangun Kidul terdata dalam penularan transmisi lokal. “Ini perlu digarsibawahi bahwa penularan itu bisa berasal dari saudara sendiri tidak perlu dari luar kota,” ujar dia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.