Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Parang Rusak Barong Surakarta dan Yogyakarta
Batik sebagai karya budaya kebanggaan Indonesia memiliki ciri khas, termasuk motif parang rusak barong yang berbeda di wilayah Surakarta dan Yogyakarta,
Semarangpos.com, SOLO — Batik merupakan karya budaya kebanggaan bagi Indonesia. Setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri khas batik tersendiri. Sama seperti halnya batik parang rusak barong. Walaupun digunakan di dua wilayah yaitu Surakarta dan Yogyakarta, namun motif ini memiliki perbedaan. Apa saja perbedaannya?
Batik parang rusak barong merupakan salah satu variasi batik parang. Berbeda dengan variasi parang lainnya, parang rusak barong memiliki bentuk motif yang besar dan terdapat ornamen barong di dalamnya.
Parang rusak barong memiliki makna mendalam. Makna yang terkandung dalam motif ini adalah sifat bijaksana, dan keagungan.
Ini Awal Mula Bakso Wonogiri Moncer ke Pelosok Negeri
Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma pada masa Kesultanan Mataram. Parang rusak jenis khas ini tetap digunakan meskipun kekuasaan Mataram telah terpecah menjadi dua.
Pembagian wilayah terjadi karena adanya perjanjian Giyanti yaitu perjanjian antara VOC dengan Mataram untuk mengalahkan pemberontak saat itu. Dua wilayah itu adalah Kesultanan Surakarta yang berada di sebelah timur, dan Kesultanan Yogyakarta di sebelah barat.
Beda Parang Rusak
Setelah Kesultanan Mataram terbagi menjadi dua, perkembangan budaya disesuaikan dengan kebijakan raja di masing-masing wilayah. Hal ini sebagai penanda bahwa pemerintahan Surakarta dan Yogyakarta memiliki kewenangan dalam menentukan identitasnya.
Pada dasarnya, parang rusak jenis ini memiliki kesamaan di antara wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Parang rusak jenis ini memiliki isen-isen (motif penyusun) yang sama seperti mata gareng, uceng alias lidah api, tuding (bentuk runcing), dan burung.
Om Hao Pakai Cincin Buat Kendalikan Makhluk Astral
Perbedaan parang rusak barong Surakarta dan Yogyakarta umumnya hanya terletak pada bentuk atau gaya saja. Pada gaya Yogyakarta motif ini memiliki mata gareng berbentuk bulat, tuding yang tajam, badan barong yang lebih besar, garis lekukan kaku, dan warna barong didominasi putih.
Sedangkan untuk gaya Surakarta, motif ini memiliki mata gareng berbentuk bulat telur, tuding yang memiliki ujung lengkung, bentuk barong lebih kurus, garis lengkungan luwes atau tidak kaku, dan warna barong didominasi dengan warna cokelat.
Walaupun memiliki gaya yang berbeda, aturan pemakaian pada batik ini tetap berlaku. Hanya raja saja yang boleh mengenakan batik parang rusak barong ini.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Jangan Lewatkan, Semua Tentang Batik Ada di Virtual Amazing Batik Solopos
- Mengenal Kekayaan Blora dari Batik Khasnya
- Yuk Mengenal Uniknya Ragam Hias Batik Magelang
- Batik Ciprat, Karya Unik Penyandang Disabilitas yang Banyak Diburu
- Mengenal Batik Bakaran, Buah Pelarian Abdi Majapahit di Pati
- Jasa Cuci Keris di Blora Laris Manis di Tengah Pandemi
- Mengenal Batik Khas Tegal yang Tak Semoncer Warung Makannya
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.